Senin, 24 Maret 2014

E-LIBRARY


Tugas Paper Topik-Topik Lanjutan Sistem Informasi
Penerapan Aplikasi Sistem Informasi E-library Pada Suatu Perpustakaan




Nama Kelompok
Christian Tang (1501170822)
Rahman (1501167746)
Martin Sinaga (1501172191)
Hans Sihuandy (1501158464)
Susan Prasetio (1501143632)




ABSTRAK

Perpustakaan pada umumnya banyak yang memakai aplikasi tertentu berbasis sistem informasi untuk mempermudah tata cara dalam peminjaman ,pengembalian maupun pencarian buku . Namun belum semua perpustakaan di Indonesia memakai dan menggunakan teknologi tersebut. Misalnya teknologi informasi yang dipakai pada library: pembuatan website pencarian buku, pembuatan RFID pada buku untuk mempermudah peminjaman maupun saat pengembalian buku.
Namun, sayangnya tidak semua mencanangkan penerapan e-library pada perpustakaan pada umumnya
Topik ini berfokus pada tata cara penerapan aplikasi yang digunakan pada e-library Binus University.
Kata Kunci : Teknologi Informasi,Penerapan Aplikasi,penerapan e-library


                                                                       



BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Dewasa ini perkembangan teknologi informasi telah semakin pesat dari abad 20. Pesatnya perkembangan ini membuat hal apapun dapat dibuat secara virtual, seperti contoh, perpustakaan fisik yang dibuat secara virtual yang biasa disebut e-library.
Pepatah mengatakan bahwa "buku adalah jendela dunia". Seseorang yang dapat menumbuhkan sikap kreativitas juga tidak luput dari referensi buku. Berbagai karya yang dibuat oleh siapapun juga tidak akan lepas dari referensi buku. Jadi, buku merupakan sesuatu yang wajib dibaca oleh siapapun.
Sayangnya, daya membaca buku orang-orang di Indonesia masih kurang. Menurut data rilisan UNESCO pada tahun 2012, hanya 1 dari 1.000 orang Indonesia yang benar-benar mempunyai minat mambaca. Lebih parahnya lagi, menurut data UNDP, tingkat melek huruf orang Indonesia hanya 65,5 persen. Jelas dengan data seperti itu, tentunya minat orang Indonesia untuk pergi ke perpustakaan sangatlah kurang.
Jika keterbasan jarak yang menjadi masalah, e-library bisa menjadi solusi yang efektif untuk meningkatkan daya tarik minat membaca. Indonesia, di mana banyak daerah pedesaan yang kurang dari akses informasi, bisa dijadikan tempat contoh untuk penerapan e-library.
Menurut Witten, Ian H., Bainbridge, David Nichols (2010), e-library adalah kumpulan objek-objek digital berisikan teks, gambar, suara, video yang disimpan sebagai media elektronik, dengan maksud untuk dikelola, disimpan dan diambil sebagai berkas atau media yang terdapat pada koleksi perpustakaan.
Dengan kehadiran e-library, siapapun dapat mengakses buku-buku atau konten elektronik di mana saja dan kapan saja. Kepraktisan pun akan jauh meningkat dengan e-library. Dan dengan adanya e-library, tidak perlu lagi dipusingkan dengan kerapuhan buku setelah disimpan selama bertahun-tahun.

1.2 Ruang Lingkup
Ruang Lingkup yang akan dibahas pada topik ini yaitu :
1.      Sejarah e-library
2.      Penerapan teknologi informasi yang digunakan
3.      Penulisan Journal yang baik dan benar
4.      Contoh Perpustakaan yang menggunakan e-library

1.3 Tujuan dan Manfaat
1.3.1 Tujuan
1.      Mengetahui teknologi informasi yang digunakan e-library
2.      Mengetahui cara penulisan journal yang benar
3.      Memberikan contoh penerapan perpustakaan yang menggunakan e-library
4.      Mengetahui tata cara maupun contoh penulisan journal.
1.3.2 Manfaat
1.      Mendukung penuh mobilitas pada pembaca yang tidak mempunyai waktu untuk ke perpustakaan
2.      Memberikan kesempatan penuh kepada pembaca untuk selalu membaca
3.      Meningkatkan pengetahuan umum pada pembaca
4.      Memberikan layanan yang baik bagi pengguna

1.4 Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian yang digunakan dalam pembuatan topik ini yaitu menggunakan metode studi pustaka, referensi tata cara penulisan journal.Serta melakukan pencarian pada browser

1.5 Sistematika Penulisan
BAB 1 : Pendahuluan
Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai latar belakang, ruang lingkup penulisan, tujuan dan manfaat pada topik yang dibahas, metode penelitian yang digunakan dan sistematika penulisan mengenai E-Library.
BAB 2 : LANDASAN TEORI
Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori umum mengenai Pemakaian Teknologi Informasi E-Library yang digunakan pada perpustakaan, dimana teori tersebut dapat membantu untuk memberikan penjelasan yang bermanfaat
BAB 3 : PEMBAHASAN E-LIBRARY DAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA PERPUSTAKAAN                                                                                                                                          
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai penggunaan e-library secara umum dan penerapannya, serta kegunaan e-library dalam perpustakaan
Bab 4 : KESIMPULAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan yang diambil dari penjelasan berdsarkan penjelasan yang sebagaimana telah dicantumkan.




BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1 Perpustakaan
Di zaman era modern saat ini, masyarakat sudah mengetahui bawasanya perpustakaan adalah sebagai satu satunya sumber informasi yang cepat didapat dari berbagai sumber yang akurat untuk menambah wawasan .Tanpa terkecuali khususnya bagi Mahasiswa/i di segala universitas saat ini . Pastinya pemerintah juga mendukung penuh untuk membuat perpustakaan menjadi berkembang dengan seiring memakai teknologi informasi serta penerapan e-library untuk menarik minat pustakawan.

2.2 Teknologi Informasi
Teknologi Informasi mempunyai peran penting dalam memajukan sebuah perpustakaan untuk menjadi lebih bagus dan besar. IT tidak akan pernah lepas dari apapun karena fungsinya yang membuat dan mempermudah dalam membuat perpustakaan menarik minat masyarakat maupun mahasiswa/i.
Penerapan E-library pun menjadi solusi yang tepat bagi perpustakaan untuk mempermudah minat pustakawan .

2.3 Pemakaian Teknologi Informasi E-Library pada perpustakaan
Perpustakaan digital (Inggris: digital library atau electronic library atau virtual library) adalah perpustakaan yang mempunyai koleksi buku sebagian besar dalam bentuk format digital dan yang bisa diakses dengan komputer. Jenis perpustakaan ini berbeda dengan jenis perpustakaan konvensional yang berupa kumpulan buku tercetak, film mikro (microform dan microfiche), ataupun kumpulan kaset audio, video, dll. Isi dari perpustakaan digital berada dalam suatu komputer server yang bisa ditempatkan secara lokal, maupun di lokasi yang jauh, namun dapat diakses dengan cepat dan mudah lewat jaringan komputer.
Menurut Glossary yang dikeluarkan oleh African Digital Library, yang dimaksud dengan koleksi digital adalah: “This is an electronic Internet based collection of information that is normally found in hard copy, but converted to a computer compatible format. Digital books seemed somewhat slow to gain popularity, possible because of the quality of many computer screens and the relatively short ‘life’ of the Internet.”
Sedangkan menurut Donald J. Waters mendefinisikan perpustakaan digital adalah: “Digital libraries are organizations that provide the resources, including the specialized staff, to select, structure, offer intellectual access to, interpret, distribute, preserve the integrity of, and ensure the persistence over time of collections of digital works so that they are readily and economically available for use by a defined community or set of communities.” Singkatnya perpustakaan yang memakai teknologi informasi (e-library), sebut saja salah satu perpustakaan terbesar di Pekanbaru,Riau. Berdiri tahun 2007,berbentuk buku. Pepustakaan ini pertama kali berdiri sudah memakain teknologi infomasi untuk mempermudah bagi pengguna dan menarik perhatian minat pembaca.

                                                      



BAB 3
PEMBAHASAN E-LIBRARY DAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA PERPUSTAKAAN

Penggunaan E-library secara umum sudah mencakup luas hingga dikenal, namun penerapan maupun pemasanagan e-library membutuhkan waktu dan dana.
Pembuatan elektronik library dengan membeli nama domain hingga memasarkan produk-produk buku dalam perpusatakaan tsb. Untuk menuju perpustakaan elektronik (e-library) atau digital library, maka produk-produk perpustakaan harus dilayanI secara elektronik.
Kegunaan e-library dalam perpustakaan:
1.Menghemat tenaga dan waktu dalam mencari buku
2.Cenderung lebih up-to date dari waktu ke waktu
3.Menambah minat pembaca bagi pustakawan
Ketersediaan teknologi
I. Teknologi saat ini
Teknologi yang membedakan antara 2 penelitian E-Library pada bab 2 dengan E-Library yang akan kami kembangkan ialah terletak pada database yang digunakan. Pada penelitian E-Library di daerah Sukabumi sistem databasenya hanya terpusat pada sebuah CPU saja dimana didalamnya sudah termasuk server, jadi teknologi yang mereka gunakan hanya sebatas jaringan lokal.
Sementara penelitian yang Perpustakaan Online yang diadakan pada Perpustakaan Nasional Aroem Andajani mengolah informasi dengan ruang lingkup yang kecil yang hanya menyangkut kegiatan-kegiatan didaerah Aroem Andajani tersebut.
Berbeda dengan teknologi yang akan kami gunakan dimana pemanfaatan segala sumberdaya akan digunakan tidak hanya sebatas pada jaringan lokal ataupun intranet, karena fungsi utama dari E-Library ini ialah merupakan wadah / sumber informasi umum, yang mengolah informasi yang besar didalam database.
II. Ketersediaan Perangkat
Perangkat-perangkat yang akan mendukung teknologi dari E-Library yang kami kembangkan sudah cukup memadai, mengingat perkembangan Teknologi / IT cukup pesat. Kami memanfaatkan perangkat seperti koneksi internet berupa modem, server yang terhubung ke system library, dan E-Technology dari alur kegiatan sistem kami.
III. Ketersediaan info Pendukung
Adapun ketersediaan info pendukung sudah cukup banyak antara lain pengetahuan mengenai cara megolah data di database yang berskala besar dimana untuk proses update informasi dapat dilakukan dengan mudah, serta penanganan / antisipasi terhadap ganguan jaringan ataupun kerusakan / masalah pada server.
Oleh sebab itu kami berupaya mencari dan mengumpulkan literatur yang bersangkutan sebagai info pendukung penunjang kegiatan penyusunan maupun pengembangan teknologi dari E-Library saat ini.Dalam hal ini perpustakaan digital dapat diukur berdasarkan 10 butir penilaian kualitas jasa, yaitu :



1. Kinerja umum (performance)
Memenuhi persyaratan dasar dalam penggunaan teknologi digital
2. Keselarasan (conformance)
Memakai standar lokal, nasional, maupun internasional dalam hal pengiriman dan pertukaran informasi
3. Kekhususan (features)
Memberikan kemudahan yang tidak ada di perpustakaan biasa dalam bentuk fitur atau jasa khusus
4. Kehandalan (reliability)
Menjamin keajegan dalam penyediaan informasi
5. Kesinambungan (durability)
Bukan merupakan ”proyek sesaat”
6. Keterbaruan (currency)
Informasi selalu diperbarui
7. Kemudahan jasa (servive ability)
Mudah digunakan, termasuk bagi mereka yang baru pertama kali menggunakan.
8. Keindahan penampilan (aesthetics and image)
Memenuhi selera pengguna demi kenyamanan penggunaan



9. Kesepakatan kualitas (perceived quality)
Merupakan kesepakatan antar pemakai, bukan pandangan individual
10. Kebergunaan (usability)
Merupakan ukuran paling penting di semua jenis jasa. Nilai ditentukan oleh pengguna sesuai persepsi subyektif berdasarkan pengalaman mereka dalam hal.:
a. Efektivitas sistem
Seberapa jauh perpustakaan digital mampu secara tepat memberikan solusi informasi bagi pengguna. Termasuk di sini adalah relevansi informasi itu bagi pengguna.
b. Efisiensi sistem
Yaitu kemampuan sistem menghemat waktu dan upaya pengguna dalam mendapatkan informasi dari berbagai sumber, tidak hanya dari lingkungan lokal.
c. Kepuasan
Yaitu ukuran subyektif tentang kemudahan pemakaian, tampilan, struktur informasi, kandungan, keluasan jaringan (seberapa banyak sumber yang bisa dihubungi)
d. Kemudahan integrasi
Seberapa jauh perpustakaan digital dan jasanya dapat dengan mudah dijadikan bagian dari kegiatan utama pengguna di universitas (belajar, mengajar, penelitian)


BAB 4
KESIMPULAN

“Jadi dalam zaman modern ini seiring berkembangnya teknologi informasi dari waktu ke waktu,penerapan e-library ataupun pengimplementasian teknologi informasi memang sudah harus wajib diterapkan.Hal ini bertujuan untuk membuat Mahasiswa/i serta masyarakat untuk lebih suka membaca,dan menambah wawasan dengan mudah menggunakan e-library”
                                                  



REFERENSI

http://www.republika.co.id/berita/nasional/daerah/13/11/02/mvmvq4-perpusnas-minat-baca-masyarakat-indonesia-masih-rendah
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16106/1/pus-des2008-%20%283%29.pdf
http://ayu-uivary.blogspot.com/
Levine, Emil and Gavranovic, Drahomira. (2010). LIDA 2010: digital libraries and digital natives,Information Today, 23,24.
Priyanto, Ida F. (2011). International best practices of library spaces: an exciting showcase of innovative.http://we.ffos.hr/lida/datoteke/lida_2010_proceedings.pdf Pindah berkas, 1 Mei 2011

www.binus.ac.id

Selasa, 11 Maret 2014

Disaster Management

"Disaster Management Pada PT. Telkomsel Indonesia"




Nama Kelompok
Christian Tang (1501170822)
Rahman (1501167746)
Martin Sinaga (1501172191)
Hans Sihuandy (1501158464)
Susan Prasetio (1501143632)
Abstrak
Pada zaman modern saat ini, seluruh warga dunia tidak akan luput dari bencana, baik bencana alam maupun bencana yang merupakan akibat dari perilaku diri kita sendiri. Bencana sendiri akan terus menghantui kita semua seumur hidup, namun kita sebagai manusia hanya bisa menyiasati bencana tersebut agar tidak menimbulkan kerusakan yang parah. Di sinilah dimana Pengelolaan Bencana (Disaster Management) berperan sangat penting. Mengambil dari kalimat pepatah, "Sedia payung sebelum hujan", kita harus mempersiapkan segalanya sebelum bencana terjadi, misalnya menyelamatkan semua peralatan rumah tangga sebelum banjir terjadi.
Paper ini berfokus pada definisi bencana, pengelolaan bencana, serta contoh perusahaan yang berpengalaman dalam mengelola bencana. 
Kata Kunci : Disaster, Disaster Management, Management
Bab I
Pendahuluan
1.1  Latar Belakang
            Semua orang hidup tidak akan lepas dari berbagai masalah, salah satunya adalah bencana (disaster). Bencana adalah sesuatu yang bersifat merusak dan merugikan. Banyak sekali kerugian yang ditimbulkan oleh bencana, seperti hilangnya tempat tinggal, mata pencaharian, pelayanan publik, perekonomian, bahkan nyawa. Dalan nilai mata uang, biasanya bencana dapat mengakibatkan kerugian mulai ratusan juga hingga miliaran rupiah.
            Bencana sendiri tidak bisa dikendalikan, namun kita bisa meminimalisir dampaknya. Ada banyak langkah preventif untuk menghadapi bencana sebelum bencana tersebut dapat mengalami kerugian yang lebih besar. Tata kota yang minimalis dan rapi juga turut membantu meminimalisir dampak bencana. Selain tata kota, pencegahan aktif terhadap bencana juga akan sangat membantu, seperti bangunan tahan gempa dan dataran bangunan yang tinggi.
            Untuk kali ini, kami akan membahas bagaimana pengelolaan bencana (disaster management) yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang bernafaskan teknologi informasi (Information Technology/IT). Namun pengelolaan bencana yang biasa dilakukan oleh perusahaan IT adalah bagaimana cara mengembalikan kondisi layanan seperti sedia kala begitu bencana terjadi di satu lokasi, dan bagaimana menjaga data kepunyaan stakeholders di tengah bencana agar tetap bisa diakses di manapun dan kapanpun.
            Sebelum dibahas lebih lanjut. Mari kita telaah apa arti dari bencana dan pengelolaan bencana.
Menurut Undang-undang No.24 tahun 2007, bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau non-alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
            Masih dalam undang-undang yang sama, pengelolaan bencana adalah serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi
           
Ada banyak sekali tujuan dari Disaster Management di antaranya adalah:
            o Memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman bencana
            o Menyelaraskan peraturan perundang-undangan yang telah ada
            o Menjamin terselenggaranya penanggulangan bencana secara terencana, terpadu, terkoordinasi, dan menyeluruh
            o Menghargai budaya lokal
            o Membangun partisipasi dan kemitraan publik serta swasta
            o Mendorong semangat gotong royong, kesetiakawanan dan kedermawanan
            o Menciptakan perdamaian dalam kehidupan bermasyarakat , berbangsa dan bernegara
Disaster Management sendiri juga dibagi menjadi beberapa model, yaitu:
* Disaster management continuum model
                        Model tradisional, manajemen bencana terjadi secara bertahap. Fokusnya lebih pada kegiatan mitigasi dan kesiapsiagaan segera/cepat          
* Pre-during-post disaster model
            Terdapat kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan sebelum bencana, selama bencana tejadi, dan setelah bencana. Sering digabung dengan continuum model.
            * Contract-expand model
            Proses berkesinambungan, serangkaian kegiatan berjalan berdampingan, bisa ditingkatkan lagi atau tergantung pada permintaan dan kondisi.
            * The crunch and release model
            * Manajemen yang menekankan upaya mengurangi kerentanan untuk mengatasi bencana
            * Bencana hanya bersifat trigger, kerentanan dipandang berasal dari proses sosio-ekonomi dan politik yang harus ditangani untuk pengurangan resiko bencana
1.2 Ruang Lingkup
            Ruang Lingkup yang akan dibahas pada Paper ini yaitu terdiri dari :
            1. Sejarah Disaster Management
            2. Sejarah Disaster Management pada peusahaan IT
            3. Contoh Perusahaan yang menggunakan Disaster Management
            4. Menjelaskan cara dan bagaimana proses Disaster Management
1.3 Tujuan dan Manfaat
   1.3.1 Tujuan
            1. Memperkenalkan metode Disaster Management
            2. Memberikan informasi dan pengetahuan mengenai Disaster Management
            3. Memberikan contoh mengenai perusahaan yang menggunakan Disaster 
       Management
            4. Menjelaskan bagaimana perusahaan melakukan tindakan Disaster Management 
   saat bencana terjadi
  1.3.2 Manfaat
            1. menstabilkan pelayanan kepada masyarakat meskipun sedang terjadi bencana
            2. membantu masyarakat dalam menerima dan mengirim informasi di tengah-tengah 
   bencana
1.4 Metodologi Penelitian
            Metodologi penelitian yang digunakan dalam pembuatan paper ini yaitu menggunakan metode studi pustaka, dengan melakukan pencarian pada situs-situs pengetahuan pada mesin pencarian (browser)
1.5 Sistematika Penulisan
            BAB 1 : Pendahuluan
                        Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai latar belakang, ruang lingkup penulisan, tujuan dan manfaat pda paper, metode penelitian yang digunakan dan sistematika penulisan mengenai Disaster Management.
            BAB 2 : LANDASAN TEORI
                        Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori umum mengenai Disaster Management berdasarkan pengertian para ahli yang membahas teori  Disaster Management, dimana teori tersebut dapat membantu untuk memberikan penjelasan yang bermanfaat
            BAB 3 : Pembahasan Disaster Management
                        Pada bab ini akan dijelaskan mengenai sejarah Disaster Management secara umum dan pada perusahaan IT, lembaga-lembaga yang berfokus pada Disaster Management, tentang pengelolaan bencana yang dilakukan perusahaan, Bagaimana perusahaan tersebut melakukan aksi pengelolaan bencana di saat bencana terjadi
            Bab 4 : KESIMPULAN
                        Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan yang diambil dari penjelasan berdsarkan penjelasan yang telah dicantumkan
BAB 2
Landasan Teori
            Pengelolaan bencana telah dipikirkan sejak dulu dan sudah banyak perusahaan yang telah menerapkan pengelolaan bencana demi menjaga kelangsungan perusahaannya. Berikut teori-teori tentang pengelolaan bencana:
            * Thomas Drabek “Bagaimana mengkoordinasikan orang-orang dan peralatan yang diperlukan dalam menanggulangi dampak bencana alam, bencana buatan, maupun aksi terorisme”
           Berdasarkan beberapa teori dari para ahli yang disebutkan diatas, Pengelolaan bencana (disaster management) adalah bagaimana kita semua mempersiapkan orang-orang dan peralatan untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh bencana. 
BAB 3
Pembahasan Disaster Management
            Sebenarnya sudah sejak zaman purba orang-orang telah mencari cara untuk tetap bertahan dari berbagai bencana, termasuk orang Jepang yang mencari cara untuk terus bertahan di antara hantaman gempa dan tsunami yang sejak lama menjadi langganan warga Jepang.
Sejarah Disaster Manegement
            Ide untuk mengelola bencana telah dicanangkan sesaat setelah gempa besar dan tsunami merusak banyak bangunan di San Francisco, Amerika Serikat pad tahun 1906. Namun baru pada tahun 1978, pemerintah Amerika Serikat mendirikan badan baru yang bernama Federal Emergency Menegement Agency (FEMA). Badan ini sebenarnya mengkoordinasikan badan lainnya, seperti National Response Coordination Center (NRCC), National Disaster Medical System (NDMS), Urban Search and Rescue (US&R), dan lain-lain sesuai keperluannya.
            Selain bertugas mengkoordinir, FEMA juga menyelenggarakan banyak pelatihan-pelatihan untuk warga AS sendiri, seperti cara berlindung dari hantaman badai, bahkan pelatihan menjadi relawan bencana.
Disaster Management pada perusahaan berbasis IT
            Untuk perusahaan yang berbasis IT, pengelolaan bencana mulai dikembangkan pada pertengahan dan akhir 1970-an. Hingga pada akhirnya didirikan perusahaan IT pertama yang menerapkan prinsip disaster management, Sungard Availability Systems pada tahun 1978 di Philadelphia.
            Beberapa tahun kemudian, banyak perusahaan IT lainnya juga menerapkan disaster management, termasuk Telkomsel yang didirikan pada tahun 1995.
Disaster Management pada perusahaan Telkomsel
            Telkomsel didirikan pada tahun 1995 sebagai wujud semangat inovasi untuk mengembangkan telekomunikasi Indonesia yang terdepan. Untuk  mencapai visi tersebut, Telkomsel terus memacu pertumbuhan jaringan telekomunikasi di seluruh penjuru Indonesia secara pesat sekaligus memberdayakan masyarakat.
            Telkomsel menjadi pelopor untuk berbagai teknologi telekomunikasi selular di Indonesia, termasuk yang pertama meluncurkan layanan roaming internasional dan layanan 3G di Indonesia. Telkomsel merupakan operator yang pertama kali melakukan ujicoba teknologi jaringan pita lebar LTE. Di kawasan Asia, Telkomsel menjadi pelopor penggunaan energi terbarukan untuk menara-menara Base Transceiver Station (BTS). Keunggulan produk dan layanannya menjadikan Telkomsel sebagai pilihan utama pelanggan di seluruh Indonesia.
            Memasuki era ICT (Information and Communication Technology), Telkomsel terus mengoptimalkan pengembangan layanan di Indonesia dengan memanfaatkan potensi sinergi perusahaan induk yaitu PT Telkom (65%) dan SingTel Mobile (35%). Telkomsel terus mengembangkan layanan telekomunikasi selular untuk mengukuhkan posisi sebagai penyedia layanan gaya hidup selular, a truly mobile lifestyle.
            Telkomsel memiliki komitmen untuk menghadirkan layanan mobile lifestyle unggulan sesuai dengan perkembangan jaman dan kebutuhan pelanggan. Telkomsel menghadirkan teknologi agar bangsa Indonesia dapat menikmati kehidupan yang lebih baik di masa mendatang dengan tetap mendukung pelestarian negeri. 
            Untuk itulah, Telkomsel secara aktif mendorong pemanfaatan energi terbarukan sebagai sumber energi untuk menara BTS serta menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi remaja dan masyarakat yang kurang mampu. Melalui peningkatan kualitas masyarakat dan pelestarian lingkungan, Telkomsel berpartisipasi aktif untuk masa depan bangsa yang lebih baik.
            Untuk sistem manajemen bencana, Telkomsel memilih untuk menempatkan berbagai data centernya di beberapa daerah yang termasuk aman dari gempa, seperti di Balikpapan dan Cikarang Bekasi. Dengan kerjasama oleh PT IBM Indonesia, Telkomsel menerapkan metode mirroring data. Mirroring adalah proses menggandakan data secara simultan ke berbagai server yang terhubung dengannya. Dengan mirroring data, risiko kehilangan data pelanggan akan bisa dikurangi karena beberapa data yang sama tersedia di berbagai server di seluruh Indonesia.
            Sebagai tindakan perventif yang aktif dalam menyajikan layanannya, Telkomsel di semua BTS nya juga dilengkapi dengan suplai listrik cadangan berupa UPS dan genset, berguna jika suatu saat suplai listrik dari PLN tiba-tiba terputus. Hal ini dibuktikan dengan bencana banjir baru-baru ini. Pada bencana banjir kali ini, PLN melakukan pemadaman listrik demi mencegah terjadinya korsleting listrik akibat beberapa gardunya terendam air. Untuk langkah preventifnya, Telkomsel segera mengaktifkan UPS dan genset untuk menjaga layanannya tetap prima di tengah-tangah bencana, seperti yang terjadi di Yogyakarta.
            Semua ini dapat terealisasi dengan baik dengan adanya bantuan dari salah satu divisi Telkomsel, yaitu TERRA (Telkomsel Emergency Response Recovery Activity). Divisi ini turut aktif pada detik-detik bencana terjadi.
 BAB 4
Kesimpulan
            Dari sekian banyak tindakan-tindakan preventif yang dilakukan Telkomsel, tampaknya Telkomsel terus berkomitmen untuk menjadi operator seluler nomor satu di Indonesia. Berbagai bencana menghadang, Telkomsel tetap memberikan layanan yang prima untuk masyarakat Indonesia.
www.binus.ac.id