Selasa, 15 April 2014

“ GREEN COMPUTING PADA GEREJA HKBP DI INDONESIA”

Topik-Topik Lanjutan Sistem Informasi
“ GREEN COMPUTING "











ABSTRAK

Pada zaman era modern ini , semakin banyak yang tidak mempedulikan lingkungan sekitar, padahal sudah ada teknologi yang berkembang untuk membuat penggunaan sumber daya secara efektif . Green Computing memang sudah diterapkan di beberapa perusahaan di Indonesia. Namun kali ini saya meneliti penerapan nya di HKBP (Huria Kristen Batak Protestan) salah satu gereja bagi suku batak di Indonesia .Pada HKBP biasanya memakai kertas untuk tata cara ibadah .Baru beberapa yang menerapkan sistem Green computing di HKBP tersebut melalui teknologi Multimedia Projector  untuk meminimalisir penggunaan kertas daur ulang dalam gereja tersebut. Penerapan sistem tersebut hampir sama dengan dengan green technology, green chemistry, ataupun istilah lain yang mengacu pada praktik teknologi ramah lingkungan, yaitu meminimalkan penggunaan material yang berbahaya bagi lingkungan.Assala muasal tercetusnya green computing berasala dari Badan Perlindungan di Amerika yang meluncurkan program Energy Star pada tahun 1992. Energy star itu sendiri ialah sebuah program yang melabeli efisiensienergi pada hardware dan sumber daya komputer yang ramah lingkungan dan hemat energi. Program ini kemudian menyebar di sektitar Eropa dan Asia.
Kata Kunci : Green Computing,Projector ,green technology,green chemistry



BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
  Teknologi semakin maju dan berkembang bersamaan dengan perkembangan zaman, teknologi telah menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari dimana teknologi berperan besar dalam berbagai kegiatan yang dikerjakan sehari-hari.
Pada zaman era modern ini , semakin banyak yang tidak mempedulikan lingkungan sekitar, padahal sudah ada teknologi yang berkembang untuk membuat penggunaan sumber daya secara efektif
           Salah satu perangkat teknologi yang sangat berperan dalam kehidupan sehari-hari yaitu komputer, komputer merupakan salah satu perangkat teknologi yang penggunaan energi nya sangat besar sehingga dapat membuat pihak pengguna merasa terbebani dalam faktor penggunaan biaya.
Oleh karena itu salah satu gereja HKBP (HURIA KRISTEN BATAK PROTESTAN) ikut membantu penerapannya dalam menjalankan ibadah yang dilakukan setiap hari Minggu.Biasanya yang melakukan ibadaha atau tatacara ibadah melalui kertas yang dibuat setiap kali ada ibadah ,sekarang memakai teknologi proyektor agar meminimalisir penggunaan kertas yang dibuat setiap Minggu. Penggunaan dikatakan dapat terbantu ,dari jemaat yang datang beribadah tidak perlu khawatir tidak mendapatkan tatacara ibadah/nyanyian pada saat ibadah. Hanya perlu datang dan duduk melihat melalui proyektor besar di depan gereja.Namun bagi para lansia atau yang sudah rabun teknologi atau penerapan Green Computing ini tidak berlaku. Maka solusinya adalah dengan membagikan kertas tertib acara kepada lansia saja yang mengalami rabun jauh.
            Tergolong pendiri dari masing-masing gereja HKBP belum sadar akan lingkungan, maka dari itu belum semua yang menerapkan Green Computing pada saat ibadah berlangsung yang hanya memakai kertas tertib acara yang di produksi setiap Minggunya. Selain memakan biaya dan waktu yang lama,tergolong boros dan menghabiskan dana jemaat . Seharusnya bisa diminimalisir dari teknologi yang ada dan berkembang saat ini ,di zaman 2014 ini .

            IT sudah banyak diterapkan di dapat membantu manusia dalam sehari-hari-selain mempermudah,juga membuat instant dan cepat dalam tugas perkuliahan . Namun terkadang jadi disalahgunakan oleh kaum Muda pada zaman sekarang seperti menjadi main games,menonton video porno dan lain-lain




1.2 Ruang Lingkup
·         Sejarah HKBP
·         Statistik sampah elektronik
·         Gereja HKBP yang sudah menerapkan Green Computing
·         Cara menerapkan Green Computing di gereja HKBP
1.3 Tujuan dan Manfaat
            1.3.1 Tujuan
                        1. Memudahkan beribadah yang ideal melalui teknologi sekarang
                        2. Mengenalkan metode Green Computing
                        3. Memberikan informasi dari penggunaan Green Computing
                        4. Memberikan contoh gereja HKBP yang sudah menerapkan Green     Computing.
            1.3.2 Manfaat
                        1. Memudahkan dalam pembawaan lagu dan pembacaan warta jemaat di gereja HKBP.
                        2.Jemaat yang di gereja dapat belajar dan menerapkan dimanapun sistem Green Computing
1.4 Metodologi Penelitian
            Metodologi penelitian dalam paper ini yaitu saya mengambil data dari website serta pemahaman survey ke gereja yang sudah menerapkan Green Computing .Dari sana saya simpulkan dan saya rangkum dalam suatu data kesatuan.Dengan demikian, yang menjadi fokus dari penelitian ini adalah mengetahui bagaimana peran dari gereja gereja yang berdiri di Indonesia dalam peranannya
Green Computing di instansinya.
1.5 Sistematika Penulisan
            BAB I : PENDAHULUAN
Pada Bab ini dijelaskan mengenai latar belakang berdirinya sejarah dari gereja HKBP , tujuan dan manfaat maupun penerapan Metodologi penelitian Green Computing .
            BAB II            : LANDASAN TEORI
Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori dari Green Computing itu sendiri serta cara penerapan nya di dalam gereja HKBP seperti apa . Dalam bab ini juga akan dibahas gereja yang mencetuskan Green Computing di dalam persekutuan mereka .
            BAB III : PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas seperti apa sejarah dari Green Computing ,kenapa sampai gereja HKBP menerapkan sistem tersbut di dalam persekutuan mereka,cara penerapan Green Computing  di gereja HKBP tersebut.
            BAB IV : PENUTUP (SIMPULAN DAN SARAN)
Pada bab ini akan dibahas cakupan dan intisari dari paper ini serta saran untuk kedepannya seperti apa.



BAB II
LANDASAN TEORI

Green Computing adalah studi dan praktek mengenai bagaimana cara memakai sumber daya yang efisien untuk melakukan komputerisasi. Cikal bakal Green Computing dimulai pada tahun 1992. Saat itu US Environmental Protection Agency merelease program Energy Star, yaitu program promosi dan penghargaan bagi penerap efisiensi energi pada teknologi monitor, pengontrol iklim, dan teknologi lain.Green Computing kemudian muncul sebagai istilah, khususnya merujuk ke bagaimana kita bisa efisien dalam konsumsi energi pada penggunaan produk computing. Landasan pergerakannya adalah kebutuhan akan economic viability (keberlangsungan hidup), social responsibility (tanggung jawab sosial) dan environmental impact (pengaruh lingkungan).Dengan menjalankan Green Computing, diharapkan  pemakaian energy untuk menjalankan IT dapat lebih kecil, sehingga dapat mencegah kerusakan lingkungan. Karena isu ini sangatlah besar, bahkan laporan Gartner tentang 10 teknologi strategis tahun 2008 (10 most strategic technologies for 2008), menempatkan isu teknologi Green Computing di nomor urut pertama.
Green Computing atau Green IT  telah dipelajari sejak dulu dan beberapa ahli telah mengemukakan beberapa teori mengenai Green Computing, beberapa teori Green Computing tersebut adalah:
1.      Young Yi “Cara untuk menggunakan komputer lebih berkelanjutan”
2.       Wachara Chantatub “Teknologi informasi adalah ramah lingkungan dan hemat energy”
3.      San Murugesan “Belajar dan praktek merancang, membuat, menggunakan, dan membuang komputer, server, dan terkait subsistem – seperti monitor, printer, penyimpanan perangkat, dan jaringan dan komunikasi sistem – efisien dan efektif dengan minimal atau tidak berdampak terhadap lingkungan”
4.      Jordi Torres “Mengurangi penambahan jumlah dari data/ kerja yang tidak berguna”

Green computing is rapidly evolving to accommodate computing projects in variety of new technologies including Carbon foot printing, Solar, Lead-Free product development, toxic waste reduction, Energy efficiency etc. The International Journal of Green Computing is serving the global audience with latest developments and up to date research information in this emerging field. Also, the journal provides a platform for the students, academia and research community in sharing and promoting the dialogue in the need of the hour technology in Green computing.

Mitra(2013) dalam journalnya Application of Green Computing in Framing Energy Efficient Software Engineering mengatakan software dapat bekerja dalam keadaan aktif dan idle. Keadaan aktif menunjukkan bahwa software sedang dijalankan sesuai kegunaannya sehingga mengakibatkan CPU (Central Processing Unit) atau GPU(Graphic Processing Unit) harus bekerja untuk menjalankan proses komputerisasi. Keadaan idle menunjukkan bahwa aplikasi software sudah dieksekusi namun seang menunggu untuk dijalankan. Contoh software idle adalah browser yang sudah dieksekusi,namun belum diperintahkan untuk masuk ke laman situs.

Green IT policy
Menurut Murugesan dan Gangadharan (2012, p.204) organisasi harus mengembangkan Green IT Policy yang selaras dengan kebijakan lingkungan secara keseluruhan. Green IT Policy meliputi kerangka organisasi yang ditempatkan untuk menerapkan kriteria lingkungan dalam kegiatan TI yang berhubungan. Hal ini mendefinisikan sejauh mana green issues yang dikemas dalam prosedur organisasi membimbing penggunaan, sumber dan pembuangan infrastruktur teknis TI, kegiatan infrastruktur TI, dan penggunaan TI di perusahaan yang lebih luas (Gartner, 2008; Olson, 2008).
Menurut Murugesan dan Gangadharan (2012, p.204) jatuh tempo Green IT Policy mencerminkan pertimbangan lingkungan secara sistematik menyerap value chain aktivitas TI dan secara berulang atau tidak teratur dan didasarkan pada upaya yang tidak terkoordinasi. Kebijakan (policy) membuat organisasi untuk melakukan Green IT. Namun, tidak semua policy diharapkan dapat dilaksanakan dengan lancar dan tidak semua praktik diharapkan menjadi policy.
Menurut Murugesan dan Gangadharan (2012, p.204) Green IT Policy tidak hanya mengenai penggunaan TI di perusahaan tetapi juga dapat mencakup kebijakan mengenai pengelolaan setelah TI tidak dapat digunakan. Hal ini termasuk kebijakan mengenai pengelolaan e-waste salah satunya yaitu proses recycling. Proses recycling adalah proses daur ulang TI yang sudah tidak dapat digunakan. Green IT Policy proses recycling dapat menjadi panduan kebijakan recycling TI yang tidak dapat digunakan lagi di dalam suatu perusahaan dan melibatkan pihak-pihak yang bersangkutan dalam melakukan recycling tersebut

BAB III

PEMBAHASAN


3.1 Sejarah lahirnya HKBP

Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) adalah Gereja Protestan terbesar di kalangan masyarakat Batak (jumlah jemaat lebih dari 3 juta orang) dan gereja-gereja Protes-tan seluruh Indonesia. Gereja ini tumbuh dari misi RMG (Rheinische Missions-Gesselschaft) dari Jerman dan resmi berdiri pada 7 Oktober 1861, mendapat pengakuan pe-merintah melalui Staatsblad No. 48 tanggal 11 Juni 1931, diperbarui melalui Staatsblad No. 360 Tahun 1932, dan mandiri tahun 1940. Ke-lak mendapat pengakuan ulang Pemerintah RI tanggal 2 April 1968 No.: Dd/P/DAK/d/135/68, lalu pe-ngakuan ulang Pemerintah RI Cq Departemen Agama RI No. 33 tanggal 6 Februari 1988. HKBP juga mempunyai beberapa gereja di luar negeri, seperti di Si-ngapura, Kuala Lumpur (Malaysia), Los Angeles, New York, Seattle, dan Colorado (Amerika Serikat). Gereja ini merupakan anggota Per-sekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Konferensi Kristen Asia (CCA), Federasi Gereja Lutheraan se-Dunia (LWF), Dewan Gereja-ge-reja se-Dunia (WCC), dan United in Mission (UEM), serta memiliki mi-tra di berbagai negara di Asia, Afrika, Australia, AS. Meski memakai nama “Batak”, HKBP merupakan gereja yang ter-buka bagi suku-suku bangsa lain-nya. Sejak didirikan, HKBP berkan-tor pusat di Pearaja, Tapanuli Uta-ra, Sumatera Utara. Kompleks per-
kantoran dan pusat administrasi or-ganisasi HKBP berada dalam area lebih kurang 20 hektar. Di kompleks ini jugalah pimpinan tertinggi HKBP berkantor.
HKBP adalah anggota Perseku-tuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Dewan Gereja-gereja Asia (CCA), dan Dewan Gereja-gereja se-Dunia (DGD). Sebagai gereja yang berasaskan ajaran Lutheran, HKBP juga menjadi anggota dari Federasi Lutheran se-Dunia (Lu-theran World Federation) yang berpusat di Jenewa, Swiss.

Sistem Keuskupan
HKBP ditata mengikuti sistem keuskupan, mirip dengan gereja-gereja yang menganut sistem epis-kopal seperti Gereja Katolik Roma, Gereja Anglikan, dan Gereja Me-thodis. Pimpinan tertinggi HKBP (Ephorus) yang pertama adalah Dr. Ingwer Ludwig Nommensen (1834-1918), seorang penginjil ke-lahiran Noordstrand, Denmark Se-latan. Mulai 2004, jabatan tersebut dipegang oleh Pdt. Dr. Bonar Napi-tupulu.
Dalam menjalankan tugasnya, Ephorus dibantu oleh seorang Se-kretaris Jenderal (saat ini dipegang oleh Pdt. William Simarmata, MA) dan beberapa Kepala Departemen (Koinonia, Marturia, dan Diakonia). Di bawahnya ada beberapa Prae-ses yang memimpin distrik-distrik gereja. Di bawah distrik terdapat resort yang dipimpin oleh pendeta resort, dan di tingkat terbawah ada  jemaat individual yang dipimpin oleh pendeta. Saat ini HKPB telah memiliki 26 praeses di seluruh Indonesia. Dalam pelayanannya, seo-rang pendeta HKBP biasanya diban-tu oleh Guru Huria (guru jemaat), sementara ada pula jabatan lain, yakni Bibelvrouw dan Diakones.
Pada 1986, pertama kalinya HKBP menahbiskan seorang pendeta perempuan: Pdt. Norce P. Lumban-toruan, S.Th. Kini telah semakin ba-nyak pendeta perempuan di HKBP. HKBP juga telah mendirikan sejum-lah sekolah, bahkan perguruan tinggi. Sebutlah Universitas HKBP Nommensen di Medan dan Pema-tang Siantar, Sekolah Tinggi Teologi HKBP di Pematang Siantar, dan Sekolah Calon Pendeta di Sipo-holon, Tarutung. Selain itu juga ada rumah sakit di Pearaja, yang pada 1928 dipindahkan ke Taru-tung dan menjadi Rumah Sakit Umum Tarutung hingga sekarang. Sejak 1965 berdiri Rumah Sakit HKBP di Balige.

Berdirinya HKBP
HKBP merupakan wadah perse-kutuan umat Kristen yang memiliki dinamika dalam sejarah perkem-bangannya dari masa ke masa. Awalnya, tahun 1824, datanglah penginjil pertama ke Tanah Batak, yakni Nathaniel Ward dan Richard Burton asal Amerika Serikat. Mereka gagal, karena ditolak orang Batak. Tahun 1834, Pdt. Henry Lyman dan Samuel Munson utusan Kongsi Zending Amerika (Boston) datang, tapi mereka pun gagal, bahkan tewas terbunuh di Lobu Pining, jalan antara Tarutung Sibolga. Pada 1849, Van der Tuuk dari Amster-dam, utusan Kongsi Bible Nether-land, datang dan menjadi pembuka jalan untuk pelayanan zending kepada suku Batak. Ia menerjemah-kan sebagian isi Alkitab ke dalam Bahasa Batak, menulis Tata Bahasa Batak dan membuat kamus Bahasa Batak-Belanda beserta cerita-cerita rakyat.
Tahun 1857, Pdt. Van Asselt dari Ermelo-Belanda, utusan Ds. Witte-veen, melakukan pelayanan di Desa Pardangsina, Tapanuli (Selatan). Pada 31 Maret 1861, sebagai tan-da diterimanya pekabaran Injil di Tanah Batak, dimulailah baptisan perdana oleh Pdt. Van Asselt ter-hadap dua orang Batak di Sipirok: Jakobus Tampubolon dan Simon Siregar.
Pada 7 Oktober 1861, pelayanan RMG dari Jerman dimulai di Tanah Batak. Inilah yang kelak dicatat sebagai hari lahirnya HKBP, ditandai dengan berundingnya empat missi-onaris (Pdt. Heine, Pdt. J.C. Klammer, Pdt. Betz dan Pdt. Van Asselt) untuk membahas pemba-gian wilayah pelayanan di Tapanuli.
Seiring waktu berdirilah jemaat di beberapa desa lainnya, bahkan sampai ke kota-kota besar seperti Pematangsiantar (1907), Medan (1912), termasuk di luar Sumatera Utara seperti Aceh, Mentawai, Jakarta, Surabaya, dan lainnya.
Tahun 1878, Nommensen me-nerjemahkan Injil ke dalam Bahasa Batak, menggunakan aksara Batak dan Latin. Pada 1881, diresmikan-lah HKBP di Balige. Saat itu juga disusun Aturan Dasar dan Aturan Rumah Tangga HKBP, dan Nom-mensen diangkat menjadi Ephorus pertama (ia wafat tanggal 23 Mei 1918 dan dimakamkan di Sigum-par).
Di HKBP ada sebuah forum yang dinamai Sinode Godang, yang biasanya diselenggarakan untuk membuat kebijakan penting me-nyangkut Aturan dan Peraturan, pembukaan distrik baru, pemilihan ephorus, sekretaris jenderal, kepala departemen, dan lainnya. Hingga 2004 lalu, telah diselenggarakan Sinode Godang yang ke-58. HKBP sendiri didirikan oleh Nomensen .Pencetus HKBP sekaligus pembuat salib kasih di tarutung.
3.2 Sistem Penerapan Green Computing di HKBP
Di HKBP biasanya dari dulu memakai kertas tertib acara saat beribadah berlangsung setiap hari Minggunya . Dan penggunaan kertas yang berlebihan itu tidak membuat ramah lingkungan. Bayangkan berapa banyak gereja HKBP yang ada di Indonesia dan di luar negeri yang memakai kertas tiap minggunya.Tentunya ini tidak efisien.Maka dari itu teknologi yang ada dan berkembang saat ini dipakai untuk mempermudah jemaat yang bergereja di gereja tersebut.
Pengenalan Green Computing pada gereja di HKBP pertama kali dicetuskan di luar negeri, dimana mereka yang beribadah dan sistem pewartaan jemaat/pengumuman sudah melalui Email dan proyektor saat beribadah berlangsung . Lalu Ephorus presiden HKBP mencetuskan untuk memakai penerapan Green Computing .Namun tidak semua bisa menerapkan green computing. Karena faktor biaya dan pengetahuan tidaklah sam disemua daerah yang ada di Indonesia. Umumnya itu pada pedesaaan ,perkampungan yang ada di daerah sumatra utara bahkan di daerah tanah toraja dan medan tempat suku batak belum bisa menerapkan sistem tersebut.
3.2 Sasaran Green Computing
Saat ini, HKBP memiliki jemaat sekitar 4.5 juta anggota di seluruh Indonesia. HKBP juga mempunyai beberapa gereja di luar negeri, seperti di Singapura,Kuala Lumpur, Los Angeles, New York, Seattle dan di negara bagian Colorado. Meski memakai nama Batak, HKBP juga terbuka bagi suku bangsa lainnya.
Penggunaan proyektor sudah hampir diterapkan di berbagai gereja.Dari data yang diambil sudah 60% yang menerapkan sistem green computing di gereja untuk mengurangu global waning. Tidak hanya proyektor untuk menerapkan global warnig. Namun saat ini sudah dibuat komputer yang ramah lingkungan yang digunakan di gereja . Selain hemat energi juga meminimalisir hemat daya . Rata-rata pada hari Minggu ibadah ada 5 kali dilakukan ibadah. Tidak menutup kemungkinan penggunaan daya besar .  Maka dari itu, - Komputer “hijau” lenovoSejak Oktober 2011 lalu, Lenovo sudah meluncurkan lima komputer "All in One" untuk pasar Indonesia. Pihak Lenovo mengklaim, "All in One" PC besutan mereka tersebut hanya mengonsumsi daya 150 sampai 180 watt. Type dari “All in One” itu sendiri diantaranya edge 91z, edge 71z, B520, B320, dan C320. Laptop yang dibuat dalam ibadah adalah komputer yang hemat energi . Tidak sembarang komputer yang dipakai. Hal ini tentu memberikan dampak besar bagi lingkungan sekitar .
3.3 Dampak penerapan Green Computing di HKBP
            Biaya awal pengembangan green IT besar.
Kendala yang terjadi di Indonesia saat ini adalah biaya implementasi Green Computing yang besar akan menjadi pertimbangan utama yang mempengarhi aspek produktivitas perusahaan kedepannya, sehingga diharapkan perusahaan atau organisasi tidak mengalami paradoks produktivity dari penerapan kebijakan yang telah diputuskan oleh top management.

Resiko kebocoran privacy data perusahaan, jika menggunakan layanan vendor lain (cloud computing).
Resource menjadi terpusat (centralise, karena menggunakan virtualisasi), sehingga perlu dipertimbangkan untuk disaster recovery IT apabila terjadi bencana.
Kendala lain dalam menerapkan green Computing :
1.      Kurangnya kesadaran akan manfaat pelaksanaan green Computing
2.      Pemikiran yang sesaat
3.      Lebih menyukai hal praktis, mengabaikan hal-hal yang berkaitan dengan manajemen sumber daya
4.      Membeli teknologi bukan berdasarkan kebutuhan tetapi mengikuti trend mode

Cara mengatasinya:
Dari Sisi Pengguna (User)
Sebenarnya faktor inilah yang menjadi masalah utama dalam mewujudkan green computing, karena menyangkut kepedulian individu (kemampuan dan kamauan) dan kebijakan organisasi, yang pada gilirannya akan membentuk kultur organisasi.
Dari sisi individu, setiap orang harus memiliki kepedulian untuk mengaktifkan fitur power options yang sudah disediakan pada setiap perangkat komputer yang berada dalam tanggung jawabnya.
Dari sisi organisasi, kebijakan untuk mulai menerapkan less paper untuk semua sistem administrasi yang telah memanfaatkan TI telah memberi dampak yang cukup besar.
Virtualization (Virtualisasi)
Keuntungan dari virtualization :
·         Pengurangan Biaya Investasi Hardware
·         Kemudahan Backup & Recovery
·         Kemudahan Deployment
·         Mengurangi Panas
·         Kemudahan Maintenance & Pengelolaan
·         Mengurangi Biaya Space
·         Alokasi Sumber Daya / Load Balancing
·         Kemudahan Replacement.
Kendala / Kerugiannya:
Satu Pusat Masalah. jika server induk bermasalah, semua sistem virtual machine didalamnya tidak bisa digunakan. Hal ini bisa diantisipasi dengan menyediakan fasilitas backup secara otomatis dan periodik atau dengan menerapkan prinsip fail over/clustering

Spesifikasi Hardware. Virtualisasi membutuhkan spesifikasi server yang lebih tinggi untuk menjalankan server induk dan mesin virtual didalamnya
Satu Pusat Serangan. Penempatan semua server dalam satu komputer akan menjadikannya sebagai target serangan.

3.4 Gereja yang sudah menerapkan Green Computing:

3.4.1 Gambar Gereja HKBP MENTENG


3.4.2 Gambar gereja HKBP PETOJO di Grogol


 


3.5 Dampak Positive Green Computing di gereja HKBP:

Mulai dari Diri Sendiri
Untuk mendukung Green Computing kita tidak harus langsung terlibat di dalam teknoligi-teknologi tersebut di atas. Lalu bagaimana? Green Computing yang sederhana bisa kita mulai dari diri kita sendiri. Dengan melakukan tindakan yang memberi dampak positif bagi lingkungan, itu berarti kita sudah melakukan turut andil di Green Computing.Untuk lebih jelasnya bisa dijabarkan dengan aktivitas-aktivitas seperti: tidak harus selalu membeli komputer yang baru, gunakan komputer sewaan atau bekas, mencari solusi software terlebih dahulu, teliti dalam membeli perangkat haru lulus uji hemat energi, gunakan monitor sesuai kebutuhan, gunakan monitor LCD daripada monitor CRT, hindari mencetak email, gunakan email untuk menggantikan fax, dan masih banyak lagi yang lainnya..
Green Computing yang penerapannya dilakukan oleh masyarakat akan turut serta mengurangi penggunaan material-material berbahaya, Memaksimalkan penggunaan energi komputer selama di gunakan secara efesien, dan mempromosikan progam daur ulang terhadap barang yang tidak di pakai lagi juga daur ulang pada limbah pabrik.
Perusahaan dapat menggunakan Green Computing dalam 3 kunci penting biaya berjalannya manejemen dan perusahaan yaitu, Mengurangi jejak data atau history, Mengurangi sumber daya penerapan, dan mengurangi biaya berjalan nya manejemen dan perawatan teknologi.Teknologi ini pun bermanfaat sebagai berikut:
-           Mengurangi konsumsi sumber daya komputer pada saat puncak operasional
-           Mengurangi tenaga saat tidak digunakan
-           Mengurangi efek buruk dari sumber daya komputer
-           Mengurangi sampah komputer
3.4       Mengapa harus menggunakan Green Computing
Di dunia dimana bisnis dijalankan 24 jam sehari tanpa henti melalui saluran-saluran media yang tersedia, perusahaan perlu untuk mengumpulkan, menyimpan, melacak dan menganalisis data dalam jumlah yang besar. Dimana mengakibatkan pengeluaran yang cukup besar bagi perusahaan dan lingkungan.Tempat penyimpanan data yang menyimpan seluruh data-data perusahaan tersebut membutuhkan energi yang sangat besar.
Keuntungan yang didapat
Dengan nge-Green kita akan mendapatkan keuntungan yang banyak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan Green Computing maka akan menghemat biaya maintenance, menghemat biaya operasional, menghemat biaya energi, menghemat space(ruang) kerja, dan menghemat biaya transportasi.Selain itu yang tidak kalah pentingnya adalah dengan Green Computing berarti kita telah turut andil menjaga bumi kita dari hal-hal yang merusaknya. Save Our Planet!

3.6 Kesadaran Umat kristiani HKBP akan Lingkungan
Kenapa HKBP melakukan green computing serta menerapkannya di dalam ibadah mereka ?Simple. Karena mereka peduli lingkungan dan ingin memakai teknologi untuk membuat ramah lingkungan dan mempermudah saat jemaat yang ingin banyak beribadah bias dengan tetap tertib menjalankan ibadah tanpa penggunaan kertas yang berlebihan dan tidak efisien .       Penerapan Green Computing ini memang banyak memakan biaya . Biasanya untuk mem press biaya .Jemaat banyak melakukan sumbangan barang untuk menjalankan program ini seperti gambar 3.4.1 tersebut. Sumabangan berupa pembangunan gereja dan infrastruktur pembuatan proyektor di dalam gereja dan design dari pemasangan wi-fi di gereja. Semua itu tentu membuat HKBP akan semakin maju dan berkembang pesat di dunia.
Gereja-Gereja yang belum menerapkan system Green Computing :
·         HKBP TARUTUNG
·         HKBP TOMOK
·         HKBP BALIGE
·         HKBP CINERE
·         HKBP DOLOK SANGGUL
·         HKBP UJUNG BATU
·         HKBP BANTEN
·         HKBP TAMPAN
·         HKBP SAMOSIR
·         HKBP SIPAHUA-HUA

Dan masih banyak lagi , itu baru dari seberapa saja . Penerapan nya pun tergolong belum diterapkan di pedesaan karena teknologi yang belum memadai di sana.

3.9 Green Computing In Practice: Benefits And Implications
Green computing is the study and practice of using computing resources efficiently. The goals are similar to green chemistry; that is reduce the use of hazardous materials, maximize energy efficiency during the product's lifetime, and promote recyclability or biodegradability of defunct products and factory waste. Taking into consideration the popular use of information technology industry, it has to lead a revolution of sorts by turning green in a manner no industry has ever done before. It is worth emphasizing that this “green technology” should not be just about sound bytes to impress activists but concrete action and organizational policy. Opportunities lie in green technology like never before in history and organizations are seeing it as a way to create new profit centers while trying to help the environmental cause. The plan towards green IT should include new electronic products and services with optimum efficiency and all possible options towards energy savings.
Statistik sampah elektronik (e-waste)
Berdasarkan statistic fakta tentang e-waste yang dihimpun www.dosomething.org, 80-85% peralatan elektronik dibuang sembarangan di Tempat Pembuangan Akhir yang sebenarnya dapat mencemarkan udara berupa racun. Di Amerika Serikat sendiri, e-waste mewakili 2% dari total pembuangan sampah, tetapi juga mewakili 70% dari sampah beracun. Jumlah timbal yang besar di peralatan elektronik menyebabkan kerusakan syaraf tubuh manusia, darah dan ginjal.Di seluruh dunia, ada sekitar 20-50 juta ton sampah elektronik dibuang setiap tahunnya.Di antara sampah elektronik yang dibuang, ponsel mengandung banyak logam berharga seperti emas dan perak.Sampai saat ini, baru 1/8 sampah elektronik yang dapat diperbarui.Dan masih banyak lagi.
Tentang penghematan energy yang dilakukan HKBP di Indonesia
Gereja HKBP salah satu gereja yang sudah dikenal dan berkembang pesat di dunia . Penerapan yang dilakukan pun terbilang diakuin dan sudah banyak yang mengetahui bagi kaum kristiani yang bergereja di sana. Berikut beberapa upaya penghematan energi yang telah dilakukan Gereja HKBP di Indonesia :
Pertama: Penghematan daya yang tidak terpakai saat ibadah tidak berlangsung pada hari hari tertentu.Penggnaan AC bagi gereja yang memakai berupa hemat listrik bukan memakan daya yang sangat besar .
Kedua : Penggunaan computer hemat listrik Asus Lenovo yang tidak memakan banyak daya , Serta mempunyai proyektor untuk meminalisir pengunaan kertas saat ibadah berlangsung
Ketiga:Tidak adanya penggunaan kertas yang berlebihan , sehingga mempermudah bagi jemaat yang mau dating banyak maupun sedikit tanpa takut tidak bias melakukan ibadah di gereja karena kehabisan kertas tata ibadah.
Keempat, desain bangunan di gereja-gereja HKBP di seluruh Indonesia. Tak hanya aktivitas yang hemat energi yang dibuatjemaat gereja tersebuta, tetapi juga struktur bangunannya yang harus nyaman sepanjang hari dan mempunyai pencahayaan yang cukup pada siang dan malam hari serta meminimalkan penggunaan lampu terutama di siang hari pada saat ibadah dilaksanakan bias berjalan dengan lancer.
Hal ini tentu membuat penerapan green computing semakin menyebar dimana-mana tanpa ada suatu hal yang kurang dari segi pembentukan aupun penerapannya.
HKBP mengajak masyarakat untuk Go Green
Selain penggunaan penerapan green computing pada saat ibadah , HKBP juga mengajak untuk tanam seribu pohon . Dengan cara melakukan penanaman taman di setiap gereja oleh jemaat dari gereja tersebut . Hal ini tentu menambah apresiasi untuk penerapannya.Sampai saat ini tercatat bahwa sudah sebagian besar yang menerapkan kedua hal tersebut .Tentunya ini sudah perubahan yang besar untuk menyelamatkan bumi .
Manfaat Green Computing :
1.     Menghemat daya dan Hemat listrik
2.     memperpanjang usia perangkat computer
3.     mengurangi emisi karbondioksida
4.     membutuhkan sedikit hardware
5.     Penghematan kertas
6.     Terhindar dari Krisis listrik berlanjut
7.     Memelihara Lingkungan agar menjadi lebih baik
8.     Ramah lingkungan
Untuk mempromosikan konsep green computing,maka ada empat pendekatan yang dilakukan :

Green use : Meminimalkan konsumsi listrik perangkat komputer dalam cara yang ramah lingkungan.
Green disposal  : membuat kembali komputer yang sudah ada atau mendaur ulang perangkat elektronik yang tidak digunakan.
Green design : Merancang komputer yang hemat energi , server , printer, proyektor dan perangkat digital lainnya.
Green Manufactur : Meminimalkan limbah selama proses pembuatan komputer dan mengurangi dampaknya terhadap lingkungan.



Data pencakupan HKBP
Saat ini, HKBP memiliki jemaat sekitar 4.5 juta anggota di seluruh Indonesia. HKBP juga mempunyai beberapa gereja di luar negeri, seperti di Singapura,Kuala Lumpur, Los Angeles, New York, Seattle dan di negara bagian Colorado. Meski memakai nama Batak, HKBP juga terbuka bagi suku bangsa lainnya.
Dari data yang diperoleh, maka :
Jumlah gereja/jemaat       : 3.131 jemaat
Jumlah anggota jemaat    : 3.500.000 jiwa
Jumlah pendeta                : ± 1.700 orang
Jumlah pelayan lainnya     : ± 35.000 orang
Wilayah pelayanan : Indonesia, Singapura, Malaysia, Amerika Serikat
            Singapura
Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Singapura
8 Short Street Singapore 188214. Tel. 7464182
            Malaysia
HKBP K. Lumpur Ressort Immanuel Dumai gereja di Evangelical Lutheran Church, Zion Catedral No.21, Jln. Sultan Abdul Samad Kuala Lumpur
            amerika serikat
Gereja Redeemer Lutheran Church, Ontario-CA
Ada beberapa pendekatan yang bisa dilakukan untuk melaksanakan Green Computing. Pendekatan pendekatan tersebut antara lain:

Efisiensi Algoritma.

Efisiensi algoritma adalah bagaimana menggunakan suatu sumber daya yang efisien dalam menjalankan sebuah perintah atau algoritma.  Green Computing menekankan efisiensi algoritma untuk pembuatan program, agar sumber daya yang dipergunakan menjadi lebih kecil dan berujung pada penghematan sumber daya. terdapat 2 pendekatan mengenai efisiensi algoritma, yaitu:

Kecepatan dalam menjalankan suatu perintah atau algoritma dengan benar. Hal ini dipengaruhi oleh : Banyaknya langkah pemrograman, Besar dan jenis input data, Jenis operasi, Komputer dan kompilator yang ada
berapa besarnya memori yang digunakan untuk menjalankan algoritma tersebut. Banyaknya langkah yang digunakan dan jenis variabel data yang dipakai dalam suatu algoritma akan sangat mempengaruhi penggunaan memori. Dalam hal ini, diharapkan dapat memperkirakan seberapa banyak kebutuhan memori yang diperlukan selama proses berlangsung hingga proses selesai dikerjakan. Dengan demikian, dapat disiapkan storage yang memadai agar proses suatu algoritma berjalan tanpa ada hambatan atau kekurangan memori.
Cara untuk mencegah penggunaan algoritma yang tidak baik adalah sebagai berikut:

·         menyesuaikan bahasa pemrograman, tipe, dan alat tempat program berada dengan kebutuhan yang ada
·         Mengurangi langkah langkah dan operator yang tidak perlu dalam pembuatan program
·         Menggunakan Teknik Umum untuk meningkatkan efisiensi pengerjaan algoritma, seperti menggunakan Indexed array atau binary search
·         Penggunaan Dependency Tree dan Spreadsheet
·         Menggunakan cara yang lebih baik dalam mencari  String. Misalnya dengan menggunakan Declarative Notation
·         Menggunakan Hot Spot Analyzer untuk mengetahui tempat tempat dengan performance yang kurang baik (memakan waktu lama untuk dikerjakan) dengan tujuan memperbaiki titik-titik lemah tersebut
·         Melakukan Benchmarking untuk membandingkan performa program dengan program yang terdahulu atau program yang lebih baik
·         Menggunakan Compiled language  daripada Interpreted Languange
·         Melakukan Optimasi pada Compiler atau menggunakan Just In Time Compiler
Green Computing merupakan salah satu mode terbaru dalam domain digital.Seringkali, hal ini menjadi tanggung jawab perusahaan dan digunakan sebagai alat pemasaran. Pengguna komputer juga berbicara tentang hal yang dapat mengurangi emisi karbon untuk dapat memperlambat pemanasan global dan yang benar-benar berarti adalah bagaimana menemukan cara untuk mengurangi kenaikan listrik.
 Menurut Kaseya (2013, p1) dalam bukunya berjudul Green Computing: Using IT Automation to Achieve Energy Efficieny, green computing atau green IT adalah 8 praktek pelaksanaan kebijakan dan prosedur dengan meningkatkan efisiensi sumber daya komputasi sedemikianrupa untuk mengurangi dampak lingkungan dari pemanfaatannya.
Green computingdidirikan pada "triple bottom line", prinsip ini mendefinisikan kesuksesan suatu perusahaan berdasarkan kinerja ekonomi, lingkungan dan sosial. Filosofi berikut ini diberikan karena ada jumlah terbatas dari sumber daya alam yang tersedia, karena itu demi kepentingan komunitas bisnis secara keseluruhan diperlukan untuk mengurangi ketergantungan pada sumber daya yang terbatas untuk menjamin kelangsungan hidup jangka panjang ekonomi.
Sama seperti industri penebangan kayu lama mereka belajar bahwa dengan menanam pohon untuk konsumsi listrik saat ini di perusahaanmaka harus memaksimalkan konservasi energi terbaru sampai menjadi lebih mudah. Hal ini sering disebut sebagai "keberlanjutan" yaitu, kemampuan planet untuk mempertahankan tingkat konsisten sumber daya untuk memastikan kelanjutan dari tingkat masyarakat yang ada dan perusahaan komersial


BAB IV
PENUTUP
(KESIMPULAN DAN SARAN)
4.1 KESIMPULAN
Dewasa ini semakin berkembang teknologi semakin banyak yang harus dijaga yaitu cara penggunaanya melalui metode green computing  .Dari paper ini saya dapat simpulkan bahwa gereja-gereja sudah menyadari akan lingkungan sekitar dengan menerapkan system go green dan green computing. Selain membuat jemaat merasa nyaman beribadah dan mempermudah kinerja dalam gereja melayani umatnya yang beribahada. Diharapkan gereja-gereja lain menyadari akan lingkungan dan menerapkan system Green Computing .
Penghematan energy yang sedikikt dengan dilakukan di seluruh gereja mka akan memberikan dampak yang besar bagi lingkungan .

4.2  SARAN
Seharusnya pengenalan Green Computing gencar dilakukan , agar semua gereja di Indonesia menyadari dan melakukan green computing. Pemerintah pun diharapkan campur tangan dalam menekan biaya untuk melakukannya dalam gereja-gereja yang ada di dunia ini . Maka dari itu pasti akan bias terlaksana dengan baik tanpa ada halangan dari biaya.



LAMPIRAN-LAMPIRAN
http://www.tanyapedia.com/apa-itu-green-computing/#.U0vFVFV_suI
Professor Immanuel Edinbarough(2013), The University of Texas at Brownsville, And Texas Southmost college, USA
http://www.igi-global.com/journal/international-journal-green-computing-ijgc/1175
Mitra(2013)Application of Green Computing in Framing Energy Efficient Software Engineering
http://reformata.com/news/view/1495/sejarah-dan-perkembangan-hkbp
http://apriandadian3.wordpress.com/2013/05/16/green-computing/
Dr.Snehalkumar H Mistry(2012)Green Computing in practice:Benefits and implications



www.binus.ac.id