Topik-Topik
Lanjutan Sistem Informasi
“ GREEN COMPUTING "

ABSTRAK
Pada zaman era modern ini ,
semakin banyak yang tidak mempedulikan lingkungan sekitar, padahal sudah ada
teknologi yang berkembang untuk membuat penggunaan sumber daya secara efektif .
Green Computing memang sudah
diterapkan di beberapa perusahaan di Indonesia. Namun kali ini saya meneliti
penerapan nya di HKBP (Huria Kristen Batak Protestan) salah satu gereja bagi
suku batak di Indonesia .Pada HKBP biasanya memakai kertas untuk tata cara
ibadah .Baru beberapa yang menerapkan sistem Green computing di HKBP tersebut melalui teknologi Multimedia Projector untuk meminimalisir penggunaan kertas daur
ulang dalam gereja tersebut. Penerapan sistem tersebut hampir sama dengan dengan green technology, green
chemistry, ataupun istilah lain yang mengacu pada praktik teknologi ramah
lingkungan, yaitu meminimalkan penggunaan material yang berbahaya bagi
lingkungan.Assala muasal tercetusnya green
computing berasala dari Badan Perlindungan di Amerika yang meluncurkan
program Energy Star pada tahun 1992. Energy star itu sendiri ialah sebuah
program yang melabeli efisiensienergi pada hardware
dan sumber daya komputer yang ramah lingkungan dan hemat energi. Program
ini kemudian menyebar di sektitar Eropa dan Asia.
Kata
Kunci : Green Computing,Projector ,green technology,green chemistry
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teknologi semakin maju dan berkembang
bersamaan dengan perkembangan zaman, teknologi telah menjadi bagian dalam
kehidupan sehari-hari dimana teknologi berperan besar dalam berbagai kegiatan
yang dikerjakan sehari-hari.
Pada zaman era
modern ini , semakin banyak yang tidak mempedulikan lingkungan sekitar, padahal
sudah ada teknologi yang berkembang untuk membuat penggunaan sumber daya secara
efektif
Salah satu perangkat teknologi yang sangat berperan dalam kehidupan
sehari-hari yaitu komputer, komputer merupakan salah satu perangkat teknologi
yang penggunaan energi nya sangat besar sehingga dapat membuat pihak pengguna
merasa terbebani dalam faktor penggunaan biaya.
Oleh karena itu salah satu gereja HKBP
(HURIA KRISTEN BATAK PROTESTAN) ikut membantu penerapannya dalam menjalankan
ibadah yang dilakukan setiap hari Minggu.Biasanya yang melakukan ibadaha atau
tatacara ibadah melalui kertas yang dibuat setiap kali ada ibadah ,sekarang
memakai teknologi proyektor agar meminimalisir penggunaan kertas yang dibuat
setiap Minggu. Penggunaan dikatakan dapat terbantu ,dari jemaat yang datang
beribadah tidak perlu khawatir tidak mendapatkan tatacara ibadah/nyanyian pada
saat ibadah. Hanya perlu datang dan duduk melihat melalui proyektor besar di
depan gereja.Namun bagi para lansia atau yang sudah rabun teknologi atau
penerapan Green Computing ini tidak
berlaku. Maka solusinya adalah dengan membagikan kertas tertib acara kepada
lansia saja yang mengalami rabun jauh.
Tergolong
pendiri dari masing-masing gereja HKBP belum sadar akan lingkungan, maka dari
itu belum semua yang menerapkan Green
Computing pada saat ibadah berlangsung yang hanya memakai kertas tertib
acara yang di produksi setiap Minggunya. Selain memakan biaya dan waktu yang
lama,tergolong boros dan menghabiskan dana jemaat . Seharusnya bisa
diminimalisir dari teknologi yang ada dan berkembang saat ini ,di zaman 2014
ini .
IT
sudah banyak diterapkan di dapat membantu manusia dalam sehari-hari-selain
mempermudah,juga membuat instant dan cepat dalam tugas perkuliahan . Namun
terkadang jadi disalahgunakan oleh kaum Muda pada zaman sekarang seperti
menjadi main games,menonton video porno dan lain-lain
1.2 Ruang Lingkup
·
Sejarah HKBP
·
Statistik sampah elektronik
·
Gereja HKBP yang sudah menerapkan Green Computing
·
Cara menerapkan Green Computing di gereja HKBP
1.3 Tujuan dan Manfaat
1.3.1
Tujuan
1.
Memudahkan beribadah yang ideal melalui teknologi sekarang
2. Mengenalkan metode Green Computing
3. Memberikan informasi dari penggunaan Green Computing
4. Memberikan contoh gereja HKBP yang sudah menerapkan Green Computing.
2. Mengenalkan metode Green Computing
3. Memberikan informasi dari penggunaan Green Computing
4. Memberikan contoh gereja HKBP yang sudah menerapkan Green Computing.
1.3.2
Manfaat
1.
Memudahkan dalam pembawaan lagu dan pembacaan warta jemaat di gereja HKBP.
2.Jemaat yang di gereja dapat belajar dan menerapkan dimanapun sistem Green Computing
2.Jemaat yang di gereja dapat belajar dan menerapkan dimanapun sistem Green Computing
1.4 Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian dalam paper ini yaitu saya mengambil data dari website serta pemahaman survey ke gereja yang sudah menerapkan Green Computing .Dari sana saya simpulkan dan saya rangkum dalam suatu data kesatuan.Dengan demikian, yang menjadi fokus dari penelitian ini adalah mengetahui bagaimana peran dari gereja gereja yang berdiri di Indonesia dalam peranannya
Metodologi penelitian dalam paper ini yaitu saya mengambil data dari website serta pemahaman survey ke gereja yang sudah menerapkan Green Computing .Dari sana saya simpulkan dan saya rangkum dalam suatu data kesatuan.Dengan demikian, yang menjadi fokus dari penelitian ini adalah mengetahui bagaimana peran dari gereja gereja yang berdiri di Indonesia dalam peranannya
Green Computing di instansinya.
1.5 Sistematika Penulisan
BAB
I : PENDAHULUAN
Pada Bab ini dijelaskan mengenai latar belakang berdirinya sejarah dari gereja HKBP , tujuan dan manfaat maupun penerapan Metodologi penelitian Green Computing .
Pada Bab ini dijelaskan mengenai latar belakang berdirinya sejarah dari gereja HKBP , tujuan dan manfaat maupun penerapan Metodologi penelitian Green Computing .
BAB
II : LANDASAN TEORI
Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori dari Green Computing itu sendiri serta cara penerapan nya di dalam gereja HKBP seperti apa . Dalam bab ini juga akan dibahas gereja yang mencetuskan Green Computing di dalam persekutuan mereka .
Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori dari Green Computing itu sendiri serta cara penerapan nya di dalam gereja HKBP seperti apa . Dalam bab ini juga akan dibahas gereja yang mencetuskan Green Computing di dalam persekutuan mereka .
BAB
III : PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas seperti apa sejarah dari Green Computing ,kenapa sampai gereja HKBP menerapkan sistem tersbut di dalam persekutuan mereka,cara penerapan Green Computing di gereja HKBP tersebut.
Pada bab ini akan dibahas seperti apa sejarah dari Green Computing ,kenapa sampai gereja HKBP menerapkan sistem tersbut di dalam persekutuan mereka,cara penerapan Green Computing di gereja HKBP tersebut.
BAB
IV : PENUTUP (SIMPULAN DAN SARAN)
Pada bab ini akan dibahas cakupan dan intisari dari paper ini serta saran untuk kedepannya seperti apa.
Pada bab ini akan dibahas cakupan dan intisari dari paper ini serta saran untuk kedepannya seperti apa.
BAB II
LANDASAN TEORI
LANDASAN TEORI
Green Computing
adalah studi dan praktek mengenai bagaimana cara memakai sumber daya yang
efisien untuk melakukan komputerisasi. Cikal bakal Green Computing dimulai pada
tahun 1992. Saat itu US Environmental Protection Agency merelease program
Energy Star, yaitu program promosi dan penghargaan bagi penerap efisiensi
energi pada teknologi monitor, pengontrol iklim, dan teknologi lain.Green
Computing kemudian muncul sebagai istilah, khususnya merujuk ke bagaimana kita
bisa efisien dalam konsumsi energi pada penggunaan produk computing. Landasan
pergerakannya adalah kebutuhan akan economic viability (keberlangsungan hidup),
social responsibility (tanggung jawab sosial) dan environmental impact
(pengaruh lingkungan).Dengan menjalankan Green Computing, diharapkan pemakaian energy untuk menjalankan IT dapat
lebih kecil, sehingga dapat mencegah kerusakan lingkungan. Karena isu ini
sangatlah besar, bahkan laporan Gartner tentang 10 teknologi strategis tahun
2008 (10 most strategic technologies for 2008), menempatkan isu teknologi Green
Computing di nomor urut pertama.
Green Computing atau Green IT telah dipelajari sejak dulu dan beberapa ahli
telah mengemukakan beberapa teori mengenai Green Computing, beberapa teori
Green Computing tersebut adalah:
1.
Young Yi “Cara untuk menggunakan komputer
lebih berkelanjutan”
2.
Wachara Chantatub “Teknologi informasi adalah
ramah lingkungan dan hemat energy”
3.
San Murugesan “Belajar dan praktek
merancang, membuat, menggunakan, dan membuang komputer, server, dan terkait
subsistem – seperti monitor, printer, penyimpanan perangkat, dan jaringan dan
komunikasi sistem – efisien dan efektif dengan minimal atau tidak berdampak
terhadap lingkungan”
4.
Jordi Torres “Mengurangi penambahan jumlah
dari data/ kerja yang tidak berguna”
Green computing is rapidly evolving to
accommodate computing projects in variety of new technologies including Carbon
foot printing, Solar, Lead-Free product development, toxic waste reduction,
Energy efficiency etc. The International Journal of Green Computing is serving
the global audience with latest developments and up to date research
information in this emerging field. Also, the journal provides a platform for
the students, academia and research community in sharing and promoting the
dialogue in the need of the hour technology in Green computing.
Mitra(2013) dalam journalnya Application
of Green Computing in Framing Energy Efficient Software Engineering mengatakan
software dapat bekerja dalam keadaan aktif dan idle. Keadaan aktif menunjukkan
bahwa software sedang dijalankan sesuai kegunaannya sehingga mengakibatkan CPU
(Central Processing Unit) atau GPU(Graphic Processing Unit) harus bekerja untuk
menjalankan proses komputerisasi. Keadaan idle menunjukkan bahwa aplikasi
software sudah dieksekusi namun seang menunggu untuk dijalankan. Contoh
software idle adalah browser yang sudah dieksekusi,namun belum diperintahkan
untuk masuk ke laman situs.
Green IT policy
Menurut Murugesan dan Gangadharan (2012,
p.204) organisasi harus mengembangkan Green IT Policy yang selaras dengan
kebijakan lingkungan secara keseluruhan. Green IT Policy meliputi kerangka
organisasi yang ditempatkan untuk menerapkan kriteria lingkungan dalam kegiatan
TI yang berhubungan. Hal ini mendefinisikan sejauh mana green issues yang
dikemas dalam prosedur organisasi membimbing penggunaan, sumber dan pembuangan
infrastruktur teknis TI, kegiatan infrastruktur TI, dan penggunaan TI di perusahaan
yang lebih luas (Gartner, 2008; Olson, 2008).
Menurut Murugesan dan Gangadharan (2012,
p.204) jatuh tempo Green IT Policy mencerminkan pertimbangan lingkungan secara
sistematik menyerap value chain aktivitas TI dan secara berulang atau tidak teratur
dan didasarkan pada upaya yang tidak terkoordinasi. Kebijakan (policy) membuat
organisasi untuk melakukan Green IT. Namun, tidak semua policy diharapkan dapat
dilaksanakan dengan lancar dan tidak semua praktik diharapkan menjadi policy.
Menurut Murugesan dan Gangadharan (2012,
p.204) Green IT Policy tidak hanya mengenai penggunaan TI di perusahaan tetapi
juga dapat mencakup kebijakan mengenai pengelolaan setelah TI tidak dapat
digunakan. Hal ini termasuk kebijakan mengenai pengelolaan e-waste salah satunya
yaitu proses recycling. Proses recycling adalah proses daur ulang TI yang sudah
tidak dapat digunakan. Green IT Policy proses recycling dapat menjadi panduan
kebijakan recycling TI yang tidak dapat digunakan lagi di dalam suatu
perusahaan dan melibatkan pihak-pihak yang bersangkutan dalam melakukan
recycling tersebut
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Sejarah lahirnya HKBP
Huria Kristen Batak Protestan (HKBP)
adalah Gereja Protestan terbesar di kalangan masyarakat Batak (jumlah jemaat
lebih dari 3 juta orang) dan gereja-gereja Protes-tan seluruh Indonesia. Gereja
ini tumbuh dari misi RMG (Rheinische Missions-Gesselschaft) dari Jerman dan
resmi berdiri pada 7 Oktober 1861, mendapat pengakuan pe-merintah melalui
Staatsblad No. 48 tanggal 11 Juni 1931, diperbarui melalui Staatsblad No. 360
Tahun 1932, dan mandiri tahun 1940. Ke-lak mendapat pengakuan ulang Pemerintah
RI tanggal 2 April 1968 No.: Dd/P/DAK/d/135/68, lalu pe-ngakuan ulang
Pemerintah RI Cq Departemen Agama RI No. 33 tanggal 6 Februari 1988. HKBP juga
mempunyai beberapa gereja di luar negeri, seperti di Si-ngapura, Kuala Lumpur
(Malaysia), Los Angeles, New York, Seattle, dan Colorado (Amerika Serikat).
Gereja ini merupakan anggota Per-sekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI),
Konferensi Kristen Asia (CCA), Federasi Gereja Lutheraan se-Dunia (LWF), Dewan
Gereja-ge-reja se-Dunia (WCC), dan United in Mission (UEM), serta memiliki
mi-tra di berbagai negara di Asia, Afrika, Australia, AS. Meski memakai nama
“Batak”, HKBP merupakan gereja yang ter-buka bagi suku-suku bangsa lain-nya.
Sejak didirikan, HKBP berkan-tor pusat di Pearaja, Tapanuli Uta-ra, Sumatera
Utara. Kompleks per-
kantoran dan pusat administrasi
or-ganisasi HKBP berada dalam area lebih kurang 20 hektar. Di kompleks ini
jugalah pimpinan tertinggi HKBP berkantor.
HKBP adalah anggota Perseku-tuan
Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Dewan Gereja-gereja Asia (CCA), dan Dewan
Gereja-gereja se-Dunia (DGD). Sebagai gereja yang berasaskan ajaran Lutheran,
HKBP juga menjadi anggota dari Federasi Lutheran se-Dunia (Lu-theran World
Federation) yang berpusat di Jenewa, Swiss.
Sistem Keuskupan
HKBP ditata mengikuti sistem keuskupan,
mirip dengan gereja-gereja yang menganut sistem epis-kopal seperti Gereja
Katolik Roma, Gereja Anglikan, dan Gereja Me-thodis. Pimpinan tertinggi HKBP
(Ephorus) yang pertama adalah Dr. Ingwer Ludwig Nommensen (1834-1918), seorang
penginjil ke-lahiran Noordstrand, Denmark Se-latan. Mulai 2004, jabatan
tersebut dipegang oleh Pdt. Dr. Bonar Napi-tupulu.
Dalam menjalankan tugasnya, Ephorus
dibantu oleh seorang Se-kretaris Jenderal (saat ini dipegang oleh Pdt. William
Simarmata, MA) dan beberapa Kepala Departemen (Koinonia, Marturia, dan
Diakonia). Di bawahnya ada beberapa Prae-ses yang memimpin distrik-distrik
gereja. Di bawah distrik terdapat resort yang dipimpin oleh pendeta resort, dan
di tingkat terbawah ada jemaat
individual yang dipimpin oleh pendeta. Saat ini HKPB telah memiliki 26 praeses
di seluruh Indonesia. Dalam pelayanannya, seo-rang pendeta HKBP biasanya
diban-tu oleh Guru Huria (guru jemaat), sementara ada pula jabatan lain, yakni
Bibelvrouw dan Diakones.
Pada 1986, pertama kalinya HKBP
menahbiskan seorang pendeta perempuan: Pdt. Norce P. Lumban-toruan, S.Th. Kini
telah semakin ba-nyak pendeta perempuan di HKBP. HKBP juga telah mendirikan
sejum-lah sekolah, bahkan perguruan tinggi. Sebutlah Universitas HKBP Nommensen
di Medan dan Pema-tang Siantar, Sekolah Tinggi Teologi HKBP di Pematang
Siantar, dan Sekolah Calon Pendeta di Sipo-holon, Tarutung. Selain itu juga ada
rumah sakit di Pearaja, yang pada 1928 dipindahkan ke Taru-tung dan menjadi
Rumah Sakit Umum Tarutung hingga sekarang. Sejak 1965 berdiri Rumah Sakit HKBP
di Balige.
Berdirinya HKBP
HKBP merupakan wadah perse-kutuan umat
Kristen yang memiliki dinamika dalam sejarah perkem-bangannya dari masa ke
masa. Awalnya, tahun 1824, datanglah penginjil pertama ke Tanah Batak, yakni
Nathaniel Ward dan Richard Burton asal Amerika Serikat. Mereka gagal, karena
ditolak orang Batak. Tahun 1834, Pdt. Henry Lyman dan Samuel Munson utusan
Kongsi Zending Amerika (Boston) datang, tapi mereka pun gagal, bahkan tewas
terbunuh di Lobu Pining, jalan antara Tarutung Sibolga. Pada 1849, Van der Tuuk
dari Amster-dam, utusan Kongsi Bible Nether-land, datang dan menjadi pembuka
jalan untuk pelayanan zending kepada suku Batak. Ia menerjemah-kan sebagian isi
Alkitab ke dalam Bahasa Batak, menulis Tata Bahasa Batak dan membuat kamus
Bahasa Batak-Belanda beserta cerita-cerita rakyat.
Tahun 1857, Pdt. Van Asselt dari
Ermelo-Belanda, utusan Ds. Witte-veen, melakukan pelayanan di Desa Pardangsina,
Tapanuli (Selatan). Pada 31 Maret 1861, sebagai tan-da diterimanya pekabaran
Injil di Tanah Batak, dimulailah baptisan perdana oleh Pdt. Van Asselt
ter-hadap dua orang Batak di Sipirok: Jakobus Tampubolon dan Simon Siregar.
Pada 7 Oktober 1861, pelayanan RMG dari
Jerman dimulai di Tanah Batak. Inilah yang kelak dicatat sebagai hari lahirnya
HKBP, ditandai dengan berundingnya empat missi-onaris (Pdt. Heine, Pdt. J.C.
Klammer, Pdt. Betz dan Pdt. Van Asselt) untuk membahas pemba-gian wilayah pelayanan
di Tapanuli.
Seiring waktu berdirilah jemaat di
beberapa desa lainnya, bahkan sampai ke kota-kota besar seperti Pematangsiantar
(1907), Medan (1912), termasuk di luar Sumatera Utara seperti Aceh, Mentawai,
Jakarta, Surabaya, dan lainnya.
Tahun 1878, Nommensen me-nerjemahkan Injil
ke dalam Bahasa Batak, menggunakan aksara Batak dan Latin. Pada 1881,
diresmikan-lah HKBP di Balige. Saat itu juga disusun Aturan Dasar dan Aturan
Rumah Tangga HKBP, dan Nom-mensen diangkat menjadi Ephorus pertama (ia wafat
tanggal 23 Mei 1918 dan dimakamkan di Sigum-par).
Di HKBP ada sebuah forum yang dinamai
Sinode Godang, yang biasanya diselenggarakan untuk membuat kebijakan penting
me-nyangkut Aturan dan Peraturan, pembukaan distrik baru, pemilihan ephorus,
sekretaris jenderal, kepala departemen, dan lainnya. Hingga 2004 lalu, telah
diselenggarakan Sinode Godang yang ke-58. HKBP sendiri didirikan oleh Nomensen
.Pencetus HKBP sekaligus pembuat salib kasih di tarutung.
3.2 Sistem Penerapan Green Computing di HKBP
Di HKBP biasanya dari
dulu memakai kertas tertib acara saat beribadah berlangsung setiap hari
Minggunya . Dan penggunaan kertas yang berlebihan itu tidak membuat ramah
lingkungan. Bayangkan berapa banyak gereja HKBP yang ada di Indonesia dan di
luar negeri yang memakai kertas tiap minggunya.Tentunya ini tidak efisien.Maka
dari itu teknologi yang ada dan berkembang saat ini dipakai untuk mempermudah
jemaat yang bergereja di gereja tersebut.
Pengenalan Green Computing pada gereja di HKBP
pertama kali dicetuskan di luar negeri, dimana mereka yang beribadah dan sistem
pewartaan jemaat/pengumuman sudah melalui Email dan proyektor saat beribadah
berlangsung . Lalu Ephorus presiden HKBP mencetuskan untuk memakai penerapan Green Computing .Namun tidak semua bisa
menerapkan green computing. Karena faktor biaya dan pengetahuan tidaklah sam
disemua daerah yang ada di Indonesia. Umumnya itu pada pedesaaan ,perkampungan
yang ada di daerah sumatra utara bahkan di daerah tanah toraja dan medan tempat
suku batak belum bisa menerapkan sistem tersebut.
3.2 Sasaran Green Computing
Saat ini, HKBP memiliki
jemaat sekitar 4.5 juta anggota di seluruh Indonesia. HKBP juga mempunyai
beberapa gereja di luar negeri, seperti di Singapura,Kuala Lumpur, Los Angeles,
New York, Seattle dan di negara bagian Colorado. Meski memakai nama Batak, HKBP
juga terbuka bagi suku bangsa lainnya.
Penggunaan proyektor
sudah hampir diterapkan di berbagai gereja.Dari data yang diambil sudah 60%
yang menerapkan sistem green computing di gereja untuk mengurangu global
waning. Tidak hanya proyektor untuk menerapkan global warnig. Namun saat ini
sudah dibuat komputer yang ramah lingkungan yang digunakan di gereja . Selain
hemat energi juga meminimalisir hemat daya . Rata-rata pada hari Minggu ibadah
ada 5 kali dilakukan ibadah. Tidak menutup kemungkinan penggunaan daya besar
. Maka dari itu, - Komputer “hijau”
lenovoSejak Oktober 2011 lalu, Lenovo sudah meluncurkan lima komputer "All
in One" untuk pasar Indonesia. Pihak Lenovo mengklaim, "All in
One" PC besutan mereka tersebut hanya mengonsumsi daya 150 sampai 180
watt. Type dari “All in One” itu sendiri diantaranya edge 91z, edge 71z, B520,
B320, dan C320. Laptop yang dibuat dalam ibadah adalah komputer yang hemat
energi . Tidak sembarang komputer yang dipakai. Hal ini tentu memberikan dampak
besar bagi lingkungan sekitar .
3.3 Dampak penerapan Green Computing di
HKBP
Biaya
awal pengembangan green IT besar.
Kendala yang terjadi di Indonesia saat ini adalah biaya implementasi Green
Computing yang besar akan menjadi pertimbangan utama yang mempengarhi aspek
produktivitas perusahaan kedepannya, sehingga diharapkan perusahaan atau
organisasi tidak mengalami paradoks produktivity dari penerapan kebijakan yang
telah diputuskan oleh top management.
Resiko kebocoran privacy data perusahaan,
jika menggunakan layanan vendor lain (cloud computing).
Resource menjadi terpusat (centralise,
karena menggunakan virtualisasi), sehingga perlu dipertimbangkan untuk disaster
recovery IT apabila terjadi bencana.
Kendala lain dalam menerapkan green
Computing :
1.
Kurangnya kesadaran akan manfaat
pelaksanaan green Computing
2.
Pemikiran yang sesaat
3.
Lebih menyukai hal praktis, mengabaikan hal-hal
yang berkaitan dengan manajemen sumber daya
4.
Membeli teknologi bukan berdasarkan
kebutuhan tetapi mengikuti trend mode
Cara mengatasinya:
Dari Sisi Pengguna (User)
Sebenarnya faktor inilah yang menjadi
masalah utama dalam mewujudkan green computing, karena menyangkut kepedulian
individu (kemampuan dan kamauan) dan kebijakan organisasi, yang pada gilirannya
akan membentuk kultur organisasi.
Dari sisi individu, setiap orang harus
memiliki kepedulian untuk mengaktifkan fitur power options yang sudah disediakan
pada setiap perangkat komputer yang berada dalam tanggung jawabnya.
Dari sisi organisasi, kebijakan untuk
mulai menerapkan less paper untuk semua sistem administrasi yang telah
memanfaatkan TI telah memberi dampak yang cukup besar.
Virtualization (Virtualisasi)
Keuntungan dari virtualization :
·
Pengurangan Biaya Investasi Hardware
·
Kemudahan Backup & Recovery
·
Kemudahan Deployment
·
Mengurangi Panas
·
Kemudahan Maintenance & Pengelolaan
·
Mengurangi Biaya Space
·
Alokasi Sumber Daya / Load Balancing
·
Kemudahan Replacement.
Kendala / Kerugiannya:
Satu Pusat Masalah. jika server induk
bermasalah, semua sistem virtual machine didalamnya tidak bisa digunakan. Hal
ini bisa diantisipasi dengan menyediakan fasilitas backup secara otomatis dan
periodik atau dengan menerapkan prinsip fail over/clustering
Spesifikasi Hardware. Virtualisasi
membutuhkan spesifikasi server yang lebih tinggi untuk menjalankan server induk
dan mesin virtual didalamnya
Satu Pusat Serangan. Penempatan semua
server dalam satu komputer akan menjadikannya sebagai target serangan.
3.4 Gereja yang
sudah menerapkan Green Computing:
3.4.1 Gambar Gereja HKBP MENTENG
3.4.2 Gambar gereja HKBP PETOJO di Grogol

3.5 Dampak
Positive Green Computing di gereja HKBP:
Mulai dari Diri Sendiri
Untuk mendukung Green Computing kita tidak
harus langsung terlibat di dalam teknoligi-teknologi tersebut di atas. Lalu
bagaimana? Green Computing yang sederhana bisa kita mulai dari diri kita
sendiri. Dengan melakukan tindakan yang memberi dampak positif bagi lingkungan,
itu berarti kita sudah melakukan turut andil di Green Computing.Untuk lebih
jelasnya bisa dijabarkan dengan aktivitas-aktivitas seperti: tidak harus selalu
membeli komputer yang baru, gunakan komputer sewaan atau bekas, mencari solusi
software terlebih dahulu, teliti dalam membeli perangkat haru lulus uji hemat
energi, gunakan monitor sesuai kebutuhan, gunakan monitor LCD daripada monitor
CRT, hindari mencetak email, gunakan email untuk menggantikan fax, dan masih
banyak lagi yang lainnya..
Green Computing
yang penerapannya dilakukan oleh masyarakat akan turut serta mengurangi
penggunaan material-material berbahaya, Memaksimalkan penggunaan energi
komputer selama di gunakan secara efesien, dan mempromosikan progam daur ulang
terhadap barang yang tidak di pakai lagi juga daur ulang pada limbah pabrik.
Perusahaan dapat
menggunakan Green Computing dalam 3 kunci penting biaya berjalannya manejemen
dan perusahaan yaitu, Mengurangi jejak data atau history, Mengurangi sumber
daya penerapan, dan mengurangi biaya berjalan nya manejemen dan perawatan
teknologi.Teknologi ini pun bermanfaat sebagai berikut:
- Mengurangi konsumsi sumber daya
komputer pada saat puncak operasional
- Mengurangi tenaga saat tidak digunakan
- Mengurangi efek buruk dari sumber
daya komputer
- Mengurangi sampah komputer
3.4 Mengapa harus menggunakan Green Computing
Di dunia dimana
bisnis dijalankan 24 jam sehari tanpa henti melalui saluran-saluran media yang
tersedia, perusahaan perlu untuk mengumpulkan, menyimpan, melacak dan
menganalisis data dalam jumlah yang besar. Dimana mengakibatkan pengeluaran
yang cukup besar bagi perusahaan dan lingkungan.Tempat penyimpanan data yang
menyimpan seluruh data-data perusahaan tersebut membutuhkan energi yang sangat
besar.
Keuntungan yang didapat
Dengan nge-Green kita akan mendapatkan
keuntungan yang banyak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan
Green Computing maka akan menghemat biaya maintenance, menghemat biaya
operasional, menghemat biaya energi, menghemat space(ruang) kerja, dan
menghemat biaya transportasi.Selain itu yang tidak kalah pentingnya adalah
dengan Green Computing berarti kita telah turut andil menjaga bumi kita dari
hal-hal yang merusaknya. Save Our Planet!
3.6 Kesadaran Umat
kristiani HKBP akan Lingkungan
Kenapa HKBP
melakukan green computing serta menerapkannya di dalam ibadah mereka ?Simple.
Karena mereka peduli lingkungan dan ingin memakai teknologi untuk membuat ramah
lingkungan dan mempermudah saat jemaat yang ingin banyak beribadah bias dengan
tetap tertib menjalankan ibadah tanpa penggunaan kertas yang berlebihan dan
tidak efisien . Penerapan Green Computing ini memang banyak
memakan biaya . Biasanya untuk mem press biaya .Jemaat banyak melakukan
sumbangan barang untuk menjalankan program ini seperti gambar 3.4.1 tersebut.
Sumabangan berupa pembangunan gereja dan infrastruktur pembuatan proyektor di
dalam gereja dan design dari pemasangan wi-fi di gereja. Semua itu tentu
membuat HKBP akan semakin maju dan berkembang pesat di dunia.
Gereja-Gereja yang
belum menerapkan system Green Computing :
·
HKBP TARUTUNG
·
HKBP TOMOK
·
HKBP BALIGE
·
HKBP CINERE
·
HKBP DOLOK SANGGUL
·
HKBP UJUNG BATU
·
HKBP BANTEN
·
HKBP TAMPAN
·
HKBP SAMOSIR
·
HKBP SIPAHUA-HUA
Dan masih banyak lagi , itu baru dari seberapa saja . Penerapan nya pun
tergolong belum diterapkan di pedesaan karena teknologi yang belum memadai di
sana.
3.9 Green
Computing In Practice: Benefits And Implications
Green computing is
the study and practice of using computing resources efficiently. The goals are
similar to green chemistry; that is reduce the use of hazardous materials,
maximize energy efficiency during the product's lifetime, and promote
recyclability or biodegradability of defunct products and factory waste. Taking
into consideration the popular use of information technology industry, it has
to lead a revolution of sorts by turning green in a manner no industry has ever
done before. It is worth emphasizing that this “green technology” should not be
just about sound bytes to impress activists but concrete action and
organizational policy. Opportunities lie in green technology like never before
in history and organizations are seeing it as a way to create new profit
centers while trying to help the environmental cause. The plan towards green IT
should include new electronic products and services with optimum efficiency and
all possible options towards energy savings.
Statistik sampah
elektronik (e-waste)
Berdasarkan
statistic fakta tentang e-waste yang dihimpun www.dosomething.org, 80-85%
peralatan elektronik dibuang sembarangan di Tempat Pembuangan Akhir yang
sebenarnya dapat mencemarkan udara berupa racun. Di Amerika Serikat sendiri,
e-waste mewakili 2% dari total pembuangan sampah, tetapi juga mewakili 70% dari
sampah beracun. Jumlah timbal yang besar di peralatan elektronik menyebabkan
kerusakan syaraf tubuh manusia, darah dan ginjal.Di seluruh dunia, ada sekitar
20-50 juta ton sampah elektronik dibuang setiap tahunnya.Di antara sampah
elektronik yang dibuang, ponsel mengandung banyak logam berharga seperti emas
dan perak.Sampai saat ini, baru 1/8 sampah elektronik yang dapat diperbarui.Dan
masih banyak lagi.
Tentang penghematan energy yang dilakukan HKBP di Indonesia
Gereja HKBP salah
satu gereja yang sudah dikenal dan berkembang pesat di dunia . Penerapan yang
dilakukan pun terbilang diakuin dan sudah banyak yang mengetahui bagi kaum
kristiani yang bergereja di sana. Berikut beberapa upaya penghematan energi
yang telah dilakukan Gereja HKBP di Indonesia :
Pertama:
Penghematan daya yang tidak terpakai saat ibadah tidak berlangsung pada hari
hari tertentu.Penggnaan AC bagi gereja yang memakai berupa hemat listrik bukan
memakan daya yang sangat besar .
Kedua : Penggunaan
computer hemat listrik Asus Lenovo yang tidak memakan banyak daya , Serta
mempunyai proyektor untuk meminalisir pengunaan kertas saat ibadah berlangsung
Ketiga:Tidak
adanya penggunaan kertas yang berlebihan , sehingga mempermudah bagi jemaat
yang mau dating banyak maupun sedikit tanpa takut tidak bias melakukan ibadah
di gereja karena kehabisan kertas tata ibadah.
Keempat, desain
bangunan di gereja-gereja HKBP di seluruh Indonesia. Tak hanya aktivitas yang
hemat energi yang dibuatjemaat gereja tersebuta, tetapi juga struktur
bangunannya yang harus nyaman sepanjang hari dan mempunyai pencahayaan yang
cukup pada siang dan malam hari serta meminimalkan penggunaan lampu terutama di
siang hari pada saat ibadah dilaksanakan bias berjalan dengan lancer.
Hal ini tentu
membuat penerapan green computing semakin menyebar dimana-mana tanpa ada suatu
hal yang kurang dari segi pembentukan aupun penerapannya.
HKBP mengajak masyarakat untuk Go Green
Selain penggunaan
penerapan green computing pada saat ibadah , HKBP juga mengajak untuk tanam
seribu pohon . Dengan cara melakukan penanaman taman di setiap gereja oleh
jemaat dari gereja tersebut . Hal ini tentu menambah apresiasi untuk
penerapannya.Sampai saat ini tercatat bahwa sudah sebagian besar yang menerapkan
kedua hal tersebut .Tentunya ini sudah perubahan yang besar untuk menyelamatkan
bumi .
Manfaat Green Computing :
1.
Menghemat daya dan
Hemat listrik
2.
memperpanjang usia
perangkat computer
3.
mengurangi emisi
karbondioksida
4.
membutuhkan sedikit
hardware
5.
Penghematan kertas
6.
Terhindar dari Krisis
listrik berlanjut
7.
Memelihara Lingkungan
agar menjadi lebih baik
8.
Ramah lingkungan
Untuk mempromosikan konsep green computing,maka ada empat pendekatan yang
dilakukan :
Green use : Meminimalkan konsumsi listrik perangkat komputer dalam cara
yang ramah lingkungan.
Green disposal : membuat kembali
komputer yang sudah ada atau mendaur ulang perangkat elektronik yang tidak
digunakan.
Green design : Merancang komputer yang hemat energi , server , printer,
proyektor dan perangkat digital lainnya.
Green Manufactur : Meminimalkan limbah selama proses pembuatan komputer dan
mengurangi dampaknya terhadap lingkungan.
Data pencakupan HKBP
Saat ini, HKBP memiliki jemaat
sekitar 4.5 juta anggota di seluruh Indonesia. HKBP juga mempunyai beberapa
gereja di luar negeri, seperti di Singapura,Kuala Lumpur, Los Angeles, New
York, Seattle dan di negara bagian Colorado. Meski memakai nama Batak, HKBP
juga terbuka bagi suku bangsa lainnya.
Dari data yang diperoleh, maka
:
Jumlah gereja/jemaat : 3.131 jemaat
Jumlah anggota jemaat : 3.500.000 jiwa
Jumlah pendeta : ± 1.700 orang
Jumlah pelayan lainnya : ± 35.000 orang
Wilayah pelayanan : Indonesia,
Singapura, Malaysia, Amerika Serikat
Singapura
Huria Kristen Batak Protestan
(HKBP) Singapura
8 Short Street Singapore
188214. Tel. 7464182
Malaysia
HKBP K. Lumpur Ressort
Immanuel Dumai gereja di Evangelical Lutheran Church, Zion Catedral No.21, Jln.
Sultan Abdul Samad Kuala Lumpur
amerika serikat
Gereja Redeemer Lutheran
Church, Ontario-CA
Ada beberapa pendekatan yang bisa
dilakukan untuk melaksanakan Green Computing. Pendekatan pendekatan tersebut
antara lain:
Efisiensi Algoritma.
Efisiensi algoritma adalah bagaimana
menggunakan suatu sumber daya yang efisien dalam menjalankan sebuah perintah
atau algoritma. Green Computing
menekankan efisiensi algoritma untuk pembuatan program, agar sumber daya yang
dipergunakan menjadi lebih kecil dan berujung pada penghematan sumber daya.
terdapat 2 pendekatan mengenai efisiensi algoritma, yaitu:
Kecepatan dalam menjalankan suatu perintah
atau algoritma dengan benar. Hal ini dipengaruhi oleh : Banyaknya langkah
pemrograman, Besar dan jenis input data, Jenis operasi, Komputer dan kompilator
yang ada
berapa besarnya memori yang digunakan
untuk menjalankan algoritma tersebut. Banyaknya langkah yang digunakan dan
jenis variabel data yang dipakai dalam suatu algoritma akan sangat mempengaruhi
penggunaan memori. Dalam hal ini, diharapkan dapat memperkirakan seberapa
banyak kebutuhan memori yang diperlukan selama proses berlangsung hingga proses
selesai dikerjakan. Dengan demikian, dapat disiapkan storage yang memadai agar
proses suatu algoritma berjalan tanpa ada hambatan atau kekurangan memori.
Cara untuk mencegah penggunaan algoritma
yang tidak baik adalah sebagai berikut:
·
menyesuaikan bahasa
pemrograman, tipe, dan alat tempat program berada dengan kebutuhan yang ada
·
Mengurangi langkah
langkah dan operator yang tidak perlu dalam pembuatan program
·
Menggunakan Teknik Umum
untuk meningkatkan efisiensi pengerjaan algoritma, seperti menggunakan Indexed
array atau binary search
·
Penggunaan Dependency
Tree dan Spreadsheet
·
Menggunakan cara yang
lebih baik dalam mencari String.
Misalnya dengan menggunakan Declarative Notation
·
Menggunakan Hot Spot
Analyzer untuk mengetahui tempat tempat dengan performance yang kurang baik
(memakan waktu lama untuk dikerjakan) dengan tujuan memperbaiki titik-titik
lemah tersebut
·
Melakukan Benchmarking
untuk membandingkan performa program dengan program yang terdahulu atau program
yang lebih baik
·
Menggunakan Compiled
language daripada Interpreted Languange
·
Melakukan Optimasi pada
Compiler atau menggunakan Just In Time Compiler
Green Computing merupakan salah satu mode terbaru dalam domain
digital.Seringkali, hal ini menjadi tanggung jawab perusahaan dan digunakan
sebagai alat pemasaran. Pengguna komputer juga berbicara tentang hal yang dapat
mengurangi emisi karbon untuk dapat memperlambat pemanasan global dan yang
benar-benar berarti adalah bagaimana menemukan cara untuk mengurangi kenaikan
listrik.
Menurut Kaseya (2013, p1) dalam
bukunya berjudul Green Computing: Using IT Automation to Achieve Energy
Efficieny, green computing atau green IT adalah 8 praktek pelaksanaan kebijakan
dan prosedur dengan meningkatkan efisiensi sumber daya komputasi sedemikianrupa
untuk mengurangi dampak lingkungan dari pemanfaatannya.
Green computingdidirikan pada "triple bottom line", prinsip ini mendefinisikan
kesuksesan suatu perusahaan berdasarkan kinerja ekonomi, lingkungan dan sosial.
Filosofi berikut ini diberikan karena ada jumlah terbatas dari sumber daya alam
yang tersedia, karena itu demi kepentingan komunitas bisnis secara keseluruhan
diperlukan untuk mengurangi ketergantungan pada sumber daya yang terbatas untuk
menjamin kelangsungan hidup jangka panjang ekonomi.
Sama seperti industri penebangan kayu lama mereka
belajar bahwa dengan menanam pohon untuk konsumsi listrik saat ini di perusahaanmaka
harus memaksimalkan konservasi energi terbaru sampai menjadi lebih mudah. Hal
ini sering disebut sebagai "keberlanjutan" yaitu, kemampuan planet
untuk mempertahankan tingkat konsisten sumber daya untuk memastikan kelanjutan
dari tingkat masyarakat yang ada dan perusahaan komersial
BAB IV
PENUTUP
(KESIMPULAN DAN SARAN)
(KESIMPULAN DAN SARAN)
4.1 KESIMPULAN
Dewasa ini semakin
berkembang teknologi semakin banyak yang harus dijaga yaitu cara penggunaanya
melalui metode green computing .Dari paper ini saya dapat simpulkan bahwa
gereja-gereja sudah menyadari akan lingkungan sekitar dengan menerapkan system go green dan green computing. Selain
membuat jemaat merasa nyaman beribadah dan mempermudah kinerja dalam gereja
melayani umatnya yang beribahada. Diharapkan gereja-gereja lain menyadari akan
lingkungan dan menerapkan system Green
Computing .
Penghematan energy
yang sedikikt dengan dilakukan di seluruh gereja mka akan memberikan dampak
yang besar bagi lingkungan .
4.2
SARAN
Seharusnya
pengenalan Green Computing gencar dilakukan , agar semua gereja di Indonesia
menyadari dan melakukan green computing. Pemerintah
pun diharapkan campur tangan dalam menekan biaya untuk melakukannya dalam
gereja-gereja yang ada di dunia ini . Maka dari itu pasti akan bias terlaksana
dengan baik tanpa ada halangan dari biaya.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
http://www.tanyapedia.com/apa-itu-green-computing/#.U0vFVFV_suI
Professor Immanuel Edinbarough(2013),
The University of Texas at Brownsville, And Texas Southmost college, USA
http://www.igi-global.com/journal/international-journal-green-computing-ijgc/1175
Mitra(2013)Application of
Green Computing in Framing Energy Efficient Software Engineering
http://reformata.com/news/view/1495/sejarah-dan-perkembangan-hkbp
http://apriandadian3.wordpress.com/2013/05/16/green-computing/
Dr.Snehalkumar H
Mistry(2012)Green Computing in practice:Benefits and implications
www.binus.ac.id