Selasa, 20 Mei 2014

"EDITORIAL MANAGEMENT SYSTEM PADA SOFTWARE ATEX"

Tugas Paper Topik-Topik Lanjutan Sistem Informasi
EDITORIAL MANAGEMENT SYSTEM PADA SOFTWARE ATEX





Nama Kelompok :
Christian Tang (1501170822)
Rahman (1501167746)
Martin Sinaga (1501172191)
Hans Sihuandy (1501158464)
Susan Prasetio (1501143632)



Abstrak
Saat ini dengan kemajuan teknologi informasi menuntut segala informasi harus mengalir dengan begitu cepat. Setiap orang pada dewasa ini membutuhkan informasi yang terbaru setiap harinya.
Oleh karena itu, perusahaan yang bergerak di bidang media publikasi juga dituntut untuk bias menyampaikan informasi dengan cepat dan akurat setiap harinya. Maka diciptakanlah teknologi yang disebut Editorial Management System (EMS) yang dapat membantu penerbit untuk mengawasi kelengkapan konten majalah dan koran secara real-time. Hal ini dimaksudkan untuk mempercepat proses pengembangan konten untuk tiap edisi yang akan dipublikasikan.
Ada banyak sekali software EMS yang tersedia di pasaran dan harganya juga sayangnya selangit, seperti Atex, Adobe InCopy, Adobe InDesign dan lain-lain.







BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
            Pada saat ini proses mendapatkan informasi dan ilmu pengetahuan dapat dilakukan dengan menggunakan perantara media yang menghasilkan informasi secara digital yang dimana membuat pengguna merasa lebih menarik dan lebih mudah daripada metode membaca. Namun pada saat ini juga tidak sedikit yang masih menjadikan membaca sebagai kebiasaan yang disenangi sehingga secara tidak disadari pengguna mendapatkan informasi dari membaca.
            Membaca pada saat ini dilakukan pada berbagai jenis aktivitas sehari-hari, namun membaca juga biasa diterapkan pada jenjang pendidikan yang dimana membaca merupakan sarana mendapatkan informasi berupa pengetahuan yang dibutuhkan, membaca yang dimaksud yaitu mengambil informasi dari media cetak , seperti buku, Koran, brosur, dsb.
            Namun tidak ada yang menyadari ternyata proses media cetak mencetak informasi yang dibaca oleh pembaca tersebut melalui proses yang sangat sulit. Oleh karena itu semakin berkembangnya teknologi informasi, maka perusahaan media cetak melakukan inovasi dengan menerapkan metode yang disebut sebagai editorial management system.
            Editorial Management System merupakan suatu metode yang diterapkan pada suatu system yang diharapkan mampu membantu pihak editor dalam melakukan penginputan dan pengawasan pada proses memasukan data yang akan dijadikan sebagai artikel pada suatu media cetak. Yang diharapkan informasi yang tercetak pada media cetak tersebut dapat terlihat menarik dan disenangi oleh pembaca.

1.2  Ruang Lingkup
       Pada pembuatan paper ini, ditentukan batasan-batasan yang akan dibahas , batasan-batasan tersebut terdiri dari :
1.      Menjelaskan sejarah dari Publikasi Koran
2.      Menjelaskan sistem Editorial Management System
3.      Menjelaskan dampak positif yang dihasilkan dari Editorial Management System
4.      Menjelaskan mengenai perusahaan yang menerapkan Editorial Management System

1.3  Tujuan dan Manfaat
1.3.1        Tujuan
1.      Membantu pihak pembaca agar lebih mudah dalam mendapatkan informasi pada saat membaca
2.      Memberikan daya imajinatif pada pihak pelajar karena struktur yang dihasilkan dari teks yang dibaca pada media cetak
3.      Memberikan pengertian mengenai dampak yang dihasilkan Editorial Management Plan pada perusahaan yang memiliki masalah khususnya pada bidang editorial
1.3.2        Manfaat
1.      Meningkatkan nilai positif bagi perusahaan
2.      Meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai Editorial Management System
3.      Meningkatkan inovasi bagi karyawan di perusahaan yang bergerak pada bidang media cetak

1.4  Metodologi Penulisan
      Pada penulisan paper ini, diterapkan suatu metodologi studi pustaka yang dimana mengambil informasi yang dibutuhkan menggunakan mesin pencari (browser) yang terkoneksi dengan media jaringan informasi (internet).



BAB 2
LANDASAN TEORI
Dalam menjamin pengisian kontan majalah yang sesuai dengan kaidah yang ada, diperlukan Editorial Management System yang memadai dan terstruktur. Sebelumnya, perlu diketahui apa itu Content Management karena Editorial Management System merupakan bagian dari Content Management itu sendiri.
Menurut Rouse (2011), Content Management adalah administtasi konten digital melalui siklus hidupnya, dari pembuatan sampai penyimpanan dan penghapusan permanen. Konten yang dilibarkan bias berupa gambar, video, audio, dan multimedia serta teks.
Pada software yang dibahas ini (Atex), akan dibahas bagaimana cara kerja software tersebut dalam mengelola pemublikasian media cetak.


BAB 3
PEMBAHASAN
Sejarah Publikasi Media Cetak
Sebelum membahas EMS lebih lanjut, mari dipahami tentang sejarah penerbitan koran itu sendiri.
Pada awalnya, orang-orang menyebarkan berita dari mulut ke mulut. Mereka biasanya memberitakan tentang berita suka cita, duka cita, pernikahan dan perceraian.
Pada awal era tulis-menulis, penyebaran berita semakin bisa diandalkan. Salah satu berita pertama yang ditulis diterbitkan pada tahun 59 SM oleh Forum Roma. Biasanya berita yang ditulis berjenis kejadian politik, persidangan, skandal dan aktivitas militer.
Di negara China, memulai produksi lembaran-lembaran berita yang disebut Tipao pada era dinasti Han (tahun 202 SM – 221 M) dan memulai pencetakan massal pada era dinasti T’ang (tahun 618 – 906).
Pada tahun 1450-an, ilmuwan Eropa bernama Johann Gutenberg menemukan sistem percetakan dengan metode penekanan huruf. Dan kertas yang dicetak tersebut salah satunya dipakai oleh Christopher Columbus yang dikenal sebagai penjelajah dunia.
Pada abad ke-16 sampai ke-17, telah tercetak ribuan buku berita dan pamflet pendek yang mendeskripsikan beberapa berita. Salah satunya adalah laporan berita gempa bumi di Guatemala dan dicetak di Meksiko pada tahun 1541.
Namun media-media tersebut belum bisa dikualifikasikan sebagai koran sampai pada abad ke-19 China memperkenalkan koran modern untuk konsumen. Walaupun demikian, cikal bakal koran modern sebenarnya telah hadir sejak abad ke-17 yang sampai sekarang beberapa koran tersebut masih dipajang di berbagai museum di Eropa.
Pada awal abad ke-17, sudah mulai banyak perusahaan media cetak memproduksi koran namun masih terbit mingguan. Kebanyakan mereka ada di negara-negara Eropa seperti Prancis, Inggris, Jerman, dan lain-lain.
Dengan kemajuan informasi, pada akhirnya ada koran yang berani meningkatkan frekuensi terbitnya, seperti sebuah koran di Jerman yang diterbitkan oleh Lucas Schulte sejak tahun 1625 terbit dua kali seminggu. Setelah itu, makin meningkat lagi frekuensinya menjadi setiap hari dengan ditandai dengan munculnya koran Einkommende Zeitung pada tahun 1650.
Penyebaran koran pada akhirnya juga sampai ke benua Amerika dengan ditandai oleh hadirnya koran Foreign dan Domestick pada tahun 1690. Kemudian dilanjutkan oleh koran-koran lainnya seperti Boston Gazette pada tahun 1719, New York Gazette pada tahun 1725, dan lain-lain.
Tak hanya masalah penyebaran koran, berbagai standar hukum juga diperkenalkan untuk mendukung perkembangan koran. Beberapa di antaranya adalah The Licensing Act pada tahun 1695, The Stamp Act pada tahun 1765, The Townshend Acts pada tahun 1767, dan lain-lain.
Setelah semakin luas penyebaran koran dan standar hukumnya, maka makin banyak persaingannya terutama dari media elektronik. Dan demi memenuhi tuntutan zaman yang telah berbasi steknologi informasi ini, perusahaan media cetak juga memberlakukan sistem manajemen editorial (EMS) guna meningkatkan ketepatan waktu publikasi korannya.


Sistem Editorial Management System
Lebih dari apapun dalam sejarah perindustrian, sebuah surat kabar bottom-line dan kemampuannya untuk bersaing dipengaruhi oleh kemampuan sistem manajemen konten.
Dengan Tera koran GN4 Sistem Editorial Content Management Miles 33, kini dalam generasi keempat, bisnis media cetak memiliki alat untuk bersaing di lingkungan penerbitan multi-channel.
Sebuah sistem manajemen konten editorial diukur dengan dukungannya terhadap format media yang beragam dan spektrum yang luas dari saluran penerbitan, dukungan untuk secara geografis tenaga kerja dan biaya total kepemilikan. Dengan GN4, Cloud computing berbasis SaaS menjadi bagian standar dari metrik CMS.
Dibangun pada Content Management Services Architecture (CMSA), Tera GN4 dirancang untuk mengantisipasi dunia publikasi media cetak yang semakin hari semakin menggila. Tera GN4 dibangun dari komponen yang bersifat integral, bukan terintegrasi, yang di mana bersama-sama dengan konten tunggal untuk produksi dan pengarsipan. Konten konsumsi, lengkap dengan data dan validasi metadata, transformasi dan normalisasi, merupakan bagian dari arsitektur yang tidak terpisahkan.
Struktur Artikel pelanggan yang terkonfigurasi berarti konten pelanggan diatur untuk mendukung lingkungan penerbitan yang ada, seperti judul baru, website, zona, format konten dan teknologi presentasi. GN4 dapat dikonfigurasi ulang oleh pelanggan untuk memenuhi perubahan kebutuhan. Semua elemen cerita, tidak peduli apa media, dapat dikaitkan dan kemudian bekerja bersama-sama untuk menjaga integritas potongan. Namun, artikel-artikel yang telah dibuat dapat diedit pada waktu yang sama oleh beberapa individu.

Dampak Positif Yang Ada dengan Editorial Management System


Hadirnya teknologi CMS - Content Management System Editorial membuat banyak sekali keuntungan yang sebagaimana dijelaskan pada tabel dibawah ini. 

Manfaat
Sebelum EMS
Setelah EMS
Sentralisasi dan berbagi konten
Konten tersebar di seluruh organisasi, sehingga kontributor membuat konten yang sama atau duplikat dalam berbagai format.
Konten ini dikonsolidasikan ke dalam satu repositori kuat, memfasilitasi berbagi konten antara rekan kerja.
Konten Akurat
Banyak versi dokumentasi berada dalam file terpisah.Setiap file harus diperbarui secara individual melalui proses manual, yang menyebabkan kesalahan dan ketidakakuratan.
Karena setiap bagian dari konten hanya disimpan satu kali dalam CMS, dapat digunakan kembali sepanjang satu atau beberapa dokumen.  CMS melacak setiap contoh penggunaan kembali konten dan bendera semua contoh ketika perubahan dibuat untuk memastikan semua contoh yang tepat diperbarui dan konsisten.
Konten aman
Siapapun dapat mengakses konten dalam dokumen, berpose ancaman keamanan.
Hak pengguna ditugaskan, sehingga orang hanya berwenang dapat mengakses konten dengan ID yang unik.
Siklus editorial Shorter
Proses editorial dan review tidak efisien. Tanggung jawab dan tenggat waktu yang tidak didefinisikan dengan baik dan dipantau.
Pengguna disiagakan untuk tugas-tugas tertunda dan tanggal jatuh tempo. Selain itu, tugas-tugas editorial harian dapat otomatis untuk menghemat waktu.
Penciptaan cepat dari publikasi baru
Konten ditulis ulang untuk publikasi baru karena konten yang ditulis sebelumnya tidak dapat ditemukan.
Konten dapat dicari, diambil, dan digunakan kembali untuk membuat produk baru dalam hitungan menit.
Pengiriman tepat waktu publikasi
File terpisah ada untuk cetak, web, dan versi PDF konten, meningkatkan waktu yang diperlukan untuk memperbarui dan mempublikasikan konten.
Konten sumber tunggal diperbarui sekali dan repurposed untuk beberapa saluran media sesering harian atau mingguan.
Biaya penerjemahan yang lebih rendah
Dokumentasi yang diterbitkan dalam banyak bahasa membingungkan dan mahal untuk memperbarui dan menerjemahkan.
Sebuah CMS dengan dukungan Unicode penuh memungkinkan potongan kecil konten diperbarui untuk diterjemahkan bukan seluruh dokumen, menghemat ribuan dolar.


Teknologi EMS pada Atex Editorial Content Management System
The Atex Editorial Content Management System adalah sebuah platform yang komprehensif yang dirancang untuk membantu multi-channel newsroom dalam membuat, mengelola dan menyampaikan konten untuk setiap cetak atau saluran digital, tetap menjaga batas waktu yang ketat dan kualitas standar jurnalistik tertinggi. The Atex Editorial CMS digunakan oleh lebih dari 68.000 penulis, editor dan kontributor bekerja di beberapa yang paling menuntut, inovatif dan bergengsi perusahaan media di dunia.
Ada beberapa fitur unggulan pada Atex Editorial Management System, seperti Multi-channel Publishing, Archive and Asset Management dan Newsroom Content Management.


BAB 4
KESIMPULAN
Dengan zaman modern sekarang ini yang menuntut segalanya serba cepat, diharapkan dengan hadirnya EMS dapat menunjang para pelaku bisnis media untuk dapat menyampaikan berita dengan lebih cepat dengan dukungan terbit setiap hari seperti koran harian.
Setiap orang pastinya membutuhkan segalanya dengan cepat. Maka dengan hadirnya EMS dapat mendukung percepatan penyampaian informasi dan meminimalisir kesalahan konten.


REFERENSI
http://whatis.techtarget.com/definition/content-management-CM
https://www.nyu.edu/classes/stephens/Collier%27s%20page.htm
http://library.walisongo.ac.id
http://www.scribd.com
http://www.atex.com/products/editorial-cms

www.binus.ac.id

Selasa, 13 Mei 2014

S C M

Supply Chain pada Carrefour Indonesia


Tugas Paper Topik-Topik Lanjutan Sistem Informasi
ANALISIS DAN PERANCANGAN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA PT. CARREFOUR INDONESIA








Nama Kelompok :
Christian Tang (1501170822)
Rahman (1501167746)
Martin Sinaga (1501172191)
Hans Sihuandy (1501158464)
Susan Prasetio (1501143632)
Abstrak
            Saat ini banyak pihak pelanggan yang tidak puas pada saat belanja kebutuhan sehari-hari di minimarket maupun di supermarket tertentu. Hal ini mengakibatkan suatu tempat perbelanjaan sering mengalami kerugian dan kekurangan pelanggan akibat tidak dapat memenuhi kebutuhan yang dibutuhkan oleh customer. Oleh karena itu, semakin berkembang suatu proses bisnis saat ini. Ditemukan suatu metode yang dikenal sebagai Supply Chain Management. Metode tersebut diyakini dapat membantu pihak perusahaan yang menyediakan kebutuhan sehari-hari dapat mengendalikan jumlah persediaan barang kebutuhan sehari-hari agar tidak kekurangan dan mengurangi kerugian yang diakibatkan kekurangan customer yang melakukan transaksi.













BAB 1
PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang
            Pada era modern saat ini, banyak ditemukan tempat pembelanjaan yang menyediakan berbagai keperluan sehari-hari. Saat ini, tempat perbelanjaan dapat dikategorikan dalam berbagai jenis berdasarkan besar usaha yang diterapkan oleh suatu instansi maupun suatu individu. Jumlah pembeli yang melakukan transaksi di suatu tempat pembelanjaan sangat beragam, hal ini dikarenakan jenis dan jumlah persediaan yang disediakan oleh suatu tempat perbelanjaan beragam.
          Semakin lengkap jumlah barang yang terdapat pada tempat perbelanjaan maka semakin banyak pembeli yang datang untuk membeli perlengkapan yang mereka butuhkan. Oleh karena itu untuk mengendalikan jumlah barang yang tersedia pada suatu perusahaan dapat dikendalikan oleh suatu metode yang di harapkan dapat membantu suatu perusahaan untuk mengendalikan jumlah persediaan suau produk yang dijual pada perusahaan mereka.
            Metode tersebut dikenal dengan sebutan Supply Chain Management atau yang biasa disingkat sebagai SCM. Supply Chain Management merupakan suatu konsep yang digunakan suatu perusahaan untuk mengendalikan jumlah persediaan suatu produk dan waktu yang diperlukan dalam pengiriman dan penerimaan suatu produk.
            Metode ini diharapkan dapat mampu mengendalikan jumlah permintaan produk yang dibutuhkan oleh pembeli pada saat ini, hal ini dikarenakan pembeli yang semakin lama semakin kritis. Semakin baik pelayanan yang diberikan suatu perusahaan pada pembeli maka pembeli dapat menerima rasa puas dari pelayanan yang diberikan. Hal ini juga dapat membuat suatu perusahaan mengalami peningkatan dalam segi profit.








1.2  Ruang Lingkup
            Ruang lingkup yang akan dibahas pada paper ini yaitu :
1.      Menjelakan sejarah dari SCM
2.      Menjelaskan pihak-pihak yang melaksanakan SCM di suatu perusahaan
3.      Memberikan pemahaman mengenai keuntungan dari SCM
4.      Memberikan pemahaman mengenai kerugian dari SCM
5.      Memberikan contoh perusahaan yang menerapkan SCM

1.3  Tujuan dan Manfaat
1.3.1        Tujuan
1.      Memberikan pemahaman mengenai SCM pada pihak pelanggan dan perusahaan.
2.      Memberikan informasi mengenai nilai-nilai yang dihasilkan dari SCM.
3.      Memberikan contoh perusahaan yang menerapkan SCM.
1.3.2        Manfaat
1.      Meningkatkan pelanggan dan pendapatan suatu perusahaan
2.      Menambah wawasan perusahaan-perusahaan yang belum menggunakan SCM
3.      Memberikan pelatihan kepada karyawan untuk mengoperasikan IT
1.4  Metodologi Penelitian
      Metodologi yang digunakan pada pembahasan paper ini yaitu menggunakan metode studi pustaka, mencari informasi yang dibutuhkan pada layanan mesin pencari (browser).

1.5 Sistematika Penulisan
    BAB 1 : Pendahuluan
    Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai latar belakang, ruang lingkup penulisan, tujuan dan manfaat pada paper, metode penelitian yang digunakan dan sistematika penulisan mengenai PERANCANGAN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT



    BAB 2 : LANDASAN TEORI
    Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori umum mengenai SCM. berdasarkan pengertian para ahli yang membahas teori SCM, dimana teori tersebut dapat membantu untuk memberikan penjelasan yang bermanfaat
  
    BAB 3 : Pembahasan SCM
    Pada bab ini akan dijelaskan mengenai sejarah SCM secara umum dan pada perusahaan, lembaga-lembaga yang berfokus pada SCM, tentang bagaimana penerapannya, Apa dampaknya menggunakan SCM

    Bab 4 : KESIMPULAN
    Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan yang diambil dari penjelasan berdsarkan penjelasan yang telah dicantumkan sebagaimana tentang keseluruhan inti dari SCM tersebut.






BAB 2
LANDASAN TEORI
Dalam menjamin rantai pasokan barang yang baik, diperlukan yang namanya Supply Chain Management (SCM) agar dapat berjalan dengan baik.
Menurut Harland (1996), SCM adalah manajemen alur barang-barang. SCM termasuk perpindahan dan penyimpanan bahan mentah, inventori work-in-process dan barang jadi dari tempat asal sampai tempat konsumsi. Jaringan yang terinterkoneksi dan ter-interlink, saluran dan titik bisnis dilibatkan dalam ketentuan produk dan layanan yang diperlukan oleh konsumen dalam rantai suplai.
Sedangkan menurut informasi dari website APICS (www.apics.org), SCM adalah perancangan, perencanaan, eksekusi, kontrol dan pengawasan aktivitas rantai suplai dengan tujuan membuat niali bersih, membangun infraskruktur yang kompetitif, memajukan logistik dunia, menyamakan suplai dengan permintaan dan mengukur kemampuan secara global.
Pada perusahaan yang sedang kita fokuskan ini (Carrefour), dibuatlah analisis bagaimana mereka bisa mengelola suplai barang dengan baik.

BAB 3
PEMBAHASAN
Sejarah SCM
Awal mula SCM dimulai pada tahun 1898, dimulai dengan munculnya istilah Logistik. Kemudian dilanjutkan dengan pendidikan Supply Chain di Universitas Sycrause pada tahun 1919. Pada tahun 1927, perusahaan otomotif Ford memulai produksi massal mobil mereka dengan menuntut jaminan pasokan bahan baku yang tepat pada waktunya agar produksi dapat berjalan dengan cepat. Setelah itu, Wroe Alderson mempublikasikan paper untuk menjelaskan konsep “Postponement” yang masih dalam lingkup SCM pada tahun 1950.
Dua tahun kemudian, ditemukanlah sistem identifikasi barang yang disebut “Barcode” oleh Norman Woodland and Bernard Silver. Tahun 1957, American Production and Inventory Control Society (APICS) mengembangkan yang di mana disebut body of knowledge in operations management. Dilanjutkan pada tahun 1961 dengan pengembangan “Bill of Material” oleh Gene Thomas. William Zikmund dan William merumuskan bentuk awal dari “Reverse Logistics”. Pada akhirnya, tahun 1982 mulai diperkenalkan istilah “Supply Chain Management” oleh Keith Oliver.
Setelah itu, pengembangan bentuk SCM makin pesat seperti analisis supply chain pertama pada tahun 1985, lean manufacturing pada tahun 1988, Total Cost of Ownership (TCO) pada tahun 1995, Supply Chain Council pada tahun 1996, Supply Chain Financing pada tahun 2000, Green Supply Chain pada tahun 2001, dan seterusnya.
Cara Penerapan SCM pada perusahaan
Ada beberapa cara penerapan SCM pada perusahaan. Misalnya untuk perusahaan hypermarket seperti Carrefour, mereka biasanya memprediksi terlebih dahulu seberapa sering barang yang ada dibeli oleh konsumen. Apabila terjadi penipisan barang, Carrefour cukup melapor pada penyuplai barang untuk segera dikirimkan barang baru. Yang penting bagi Carrefour, jangan sampai ada barang yang terlihat habis oleh konsumen yang mengakibatkan konsumen mengurungkan niat untuk membeli barang yang bersangkutan. Carrefour telah memilih secara ketat perusahaan-perusahaan pemasok barang berdasarkan tingkat kedisiplinannya.
Dalam kasus lainnya, seperti perusahaan pembuat pesawat terbang Boeing, mereka menerapkan metode SCM pada pengadaan komponen pesawatnya. Berdasarkan penelusuran oleh penulis, mereka menyuplai barang baru ke sebuah gudang dengan banyak sekali laci-laci penyimpanan yang telah diberi nama. Sehingga jika buruh mau meminta komponen, cukup menanyakan saja oleh penjaganya. Kemudian dengan bantuan komputer, akan dicarikan lokasi barang yang diminta. Setelah ditemukan, barang yang diminta harus di-scan barcodenya untuk mencatat pengurangan sisa barang di gudang.
Pihak-pihak yang menggunakan SCM
Ada banyak sekali perusahaan yang telah menerapkan SCM, terutama perusahaan-perusahaan manufaktur dan pemasaran seperti Boeing, Carrefour, BMW, Toyota, dan lain-lain.
Keuntungan pemanfaatan SCM
Menurut Stacey Roberts dari Demand Media, seperti yang dikutip chron.com, ada banyak sekali keuntungan dari pemanfaatan SCM khususnya bagi perusahaan besar, seperti berkurangnya biaya operasional, meningkatnya efisiensi penggunaan sumber daya, meningkatnya output, dan meningkatnya profit keuntungan bagi perusahaan itu sendiri.
Kerugian pemanfaatan SCM
Menurut sumber dari eHow.com, kekurangan dari SCM di antaranya seperti investasinya yang sangat besar terutama di awal penerapan SCM bagi perusahaan, kepercayaan kepada perusahaan lain yang harus lebih besar, ketidakseimbangan kemampuan antar perusahaan, dan rintangan-rintangan strategi distribusi.


SCM pada Carrefour
Carrefour adalah perusahaan yang bergerak di bidang supermarket. Carrefour didirikan di Prancis pada tahun 1957 dan masuk ke Indonesia pada tahun 1996 oleh sebuah perusahaan pendukung dari Para Group (sekarang CT Corp). Carrefour dari tahun ke tahun semakin melebarkan sayapnya tak hanya dalam satu negara tetapi juga ke negara lainnya. Carrefour saat ini mempunyai ribuan outlet dari  beberapa negara.
Saat ini, PT Carrefour Indonesia merupakan anak perusahaan dari PT Trans Retail (yang juga masih satu perusahaan induk CT Corp). Dengan di bawah naungan CT Corp, Carrefour berusaha untuk bisa membuat masyarakat Indonesia menerima kehadirannya dengan menyesuaikan konsep pemasarannya dengan yang ada di Indonesia.
Dari tahun ke tahun, pengunjungnya semakin banyak seiring dengan banyaknya outletyang ada. Pada tahun 2010, tercatat 72 juta pengunjung. Meningkat dibanding tahun sebelumnya yang hanya 62 juta. Dukungannya terhadap UKM yang ada di Indonesia membuat Carrefour dapat meningkatkan profitnya di Indonesia dari tahun ke tahun.


BAB 4
KESIMPULAN
Harland, C.M. (1996) Supply Chain Management, Purchasing and Supply Management, Logistics, Vertical Integration, Materials Management and Supply Chain Dynamics. In: Slack, N (ed.) Blackwell Encyclopedic Dictionary of Operations Management. UK: Blackwell.



REFERENSI
http://www.britannica.com/EBchecked/topic/1762707/Carrefour-SA
http://www.anneahira.com/carrefour-indonesia.htm
http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/ritel/12/11/20/mdsoep-trans-retail-kuasai-100-persen-saham-carrefour-indonesia
http://www.manufacturing.net/articles/2012/05/history-of-logistics-and-supply-chain-management
http://smallbusiness.chron.com/advantages-supply-chain-management-small-companies-20595.html
http://www.ehow.com/info_8600015_disadvantages-scm.html

www.binus.ac.id

Selasa, 06 Mei 2014

Customer Relationship Management

Social CRM pada NET TV


Tugas Paper Topik-Topik Lanjutan Sistem Informasi
Social CRM pada NET TV


Nama Kelompok

Christian Tang (1501170822)
Rahman (1501167746)
Martin Sinaga (1501172191)
Hans Sihuandy (1501158464)
Susan Prasetio (1501143632)




Abstrak
    Untuk menjalin konsumen lebih banyak diperlukan banyak pendekatan. Salah satunya dengan metode CRM (Customer Relationship Management). Dengan metode ini, segala cara untuk menarik minat konsumen telah dapat dengan mudah terorganisir. Namun pada dewasa ini, media sosial telah sangat banyak pemanfaatannya. Sejak tahun 2000-an, media sosial mulai banyak digandrungi mulai dari anak muda hingga orang dewasa. Dari dulunya yang hanya sekedar kirim e-mail dan beraktivitas di mailing list hingga menjadi media sosial yang terstruktur dan sesuai dengan peruntukannya. Topik ini berfokus pada Social CRM pada stasiun Televisi NET.
Kata kunci: CRMsocial mediasocial CRM.












Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
    Kemajuan di bidang informasi begitu pesat dewasa ini. Dengan kemajuan ini, berbagai informasi dapat dengan mudah tersampaikan dengan cepat, bahkan hanya dalam hitungan detik publik dapat dengan mudah mengetahuinya.
Dalam kasus ini, stasiun TV NET yang belum lama didirikan ini mulai mendekati konsumen sebagai penontonnya dengan perantara media sosial. Seperti yang pernah dikatakan salah satu pendirinya, Wishnutama Kusubandio pada website NET Movement, bahwa stasiun TV yang didirikannya menggunakan Social Media Ready.
Saat ini, tidak dapat dipungkiri betapa media sosial dapat begitu melekat pada masyarakat saat ini, termasuk warga Indonesia. Harapannya dengan pendekatan media sosial ini, instansi yang berkaitan dapat meningkatkan produktivitas dan popularitasnya.
1.2 Ruang Lingkup
    Ruang Lingkup yang akan dibahas pada Paper ini yaitu terdiri dari :
  1. Sejarah CRM
  2. Penerapan CRM bagi perusahaan
  3. Contoh Perusahaan yang menggunakan CRM
  4. Menjelaskan cara dan bagaimana proses CRM
1.3 Tujuan dan Manfaat
   1.3.1 Tujuan
1. Memberikan informasi dan pengetahuan mengenai CRM
2. Memberikan contoh mengenai perusahaan yang menggunakan CRM   
3. Menjelaskan bagaimana perusahaan melakukan CRM

  1.3.2 Manfaat
    1. memanfaatkan fasilitas IT semaksimal mungkin   
    2. memudahkan konsumen dalam mengekaplorasi konten hiburan
    3. meningkatkan nilai jual bagi perusahaan

1.4 Metodologi Penelitian
    Metodologi penelitian yang digunakan dalam pembuatan paper ini yaitu menggunakan metode studi pustaka, dengan melakukan pencarian pada situs-situs pengetahuan pada mesin pencarian (browser)

1.5 Sistematika Penulisan
    BAB 1 : Pendahuluan
    Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai latar belakang, ruang lingkup penulisan, tujuan dan manfaat pada paper, metode penelitian yang digunakan dan sistematika penulisan mengenai Social CRM.

    BAB 2 : LANDASAN TEORI
    Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori umum mengenai CRM. berdasarkan pengertian para ahli yang membahas teori CRM, dimana teori tersebut dapat membantu untuk memberikan penjelasan yang bermanfaat
   
    BAB 3 : Pembahasan Social CRM
    Pada bab ini akan dijelaskan mengenai sejarah CRM secara umum dan pada perusahaan, lembaga-lembaga yang berfokus pada Social CRM, tentang bagaimana penerapannya, Apa dampaknya menggunakan Social CRM

    Bab 4 : KESIMPULAN
    Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan yang diambil dari penjelasan berdsarkan penjelasan yang telah dicantumkan














BAB 2
Landasan Teori
Dalam peran sistem informasi pada suatu perusahaan, diperlukan yang namanya perencanaan strategi agar sistem yang telah diterapkannya dapat berjalan dengan baik.
    Menurut Robert Shaw (1991), Customer Relationship Mangement adalah sistem untuk mengelola interaksi perusahaan dengan konsumen sekarang dan nanti. Ini melibatkan penggunaan teknologi untuk mengelola, mengotomasi dan menyinkronisasikan penjualan, pemasaran, layanan konsumen dan dukungan teknis..
    Selain itu, perusahaan yang sedang kita fokuskan ini (NET TV), dalam memajukan perusahaannya, kami membuat analisis yang bisa dijadikan patokan betapa efektifnya penggunaan CRM dengan bidang social media.

Tiga fase dalam CRM antara lain (Kalakota dan Robinson, 2011, p113) :
  1. Mendapatkan  customer baru (acquire), Perusahaan memperoleh  customer baru dengan mempromosikan produk dan pelayanan kepada mereka.
  2. Meningkatkan keunggulan dari  customer yang telah ada (enhance), Perusahaan meningkatkan hubungan melalui up-selling dan cross-selling yang terbaik sehingga memperdalam dan memperluas hubungan dengan customer.
  3. Mempertahankan customer yang menguntungkan (retain). Cara untuk  mempertahankancustomer berfokus pada penyesuaian layanan dengan  memberikan apa yang diinginkancustomer bukan apa yang diinginkan oleh pasar.

Dengan menerapkan CRM sebuah bisnis bisa berharap untuk :
1.    Meningkatkan kemampuan untuk menjaga pelanggan yang ada dan mengakuisisi pelanggan baru
2.    Memaksimalkan customer life cycle
3.    Meningkatkan customer service atau layanan pelanggan

Dalam sebuah aplikasi CRM biasanya memiliki modul atau feature sbb :
  • Contact Management : modul ini membantu mengatur dan mencatat informasi dari pelanggan beserta sejarah komunikasi antar pelanggan dan perusahaan.Misalnya perusahaan memiliki informasi tentang seorang pelanggan bernama A, dan juga komunikasi apa saja yang pernah terjadi antara pelanggan A ini dengan perusahaan spt kapan pernah dihubungi, komplain apa saja yang pernah dia sampaikan dll
  • Activity Management : modul ini membantu agen customer service atau sales person untuk menjaga agar aktivitasnya menjadi lebih terarah.Biasanya memiliki feature sbb : kalender, task dan juga jadwal
  • Communication Management :  modul ini mempermudah agan customer service atau sales untuk berkomunikasi dengan pelanggan atau calon pelanggan. Biasanya digunakan email dan juga telepon.
  • Lead Management : modul ini menangani calon pelanggan atau yang dianggap potensial menjadi pelanggan
  • Document Management : modul ini membantu agen customer service dan sales untuk membuat dan mengatur dokumen dokumen yang berkaitan dengan pelanggan atau produk
  • Product Catalog : modul ini juga memberikan informasi yang akurat tentang produk yang bisa ditawarkan kepada pelanggan
  • Enam modul dan feature tersebut di atas merupakan modul yang standar dalam sebuahsoftware CRM. Pada kenyataanya vendor software CRM banyak mengembangan terbosan baru misalnya koneksi antara system PBX dan database pelanggan.

Software CRM
Banyak sekali pilihan Software CRM yang bisa digunakan, antara lain :
  • Microsoft CRM : Seperti kebanyakan produk microsoft, Microsoft Dynamics CRM ini memiliki kemudahan dalam integrasi dengan produk Microsoft lainnnya seperti Office dan Outlook. Dan jika perusahaan Anda menerapkan Software Dynamic lainnya spt NAV, maka bisa saling sharing database pelanggannya yang ada di NAV dan CRM
  • sugar CRM : ini adalah sebuah software CRM berbasis open source yang paling populer.
  • tine20 : juga merupakan software CRM berbasis open source
Pilihan semua tergantung kepada banyak hal , antara lain budgetkebutuhan dan  feature.

Keuntungan CRM
CRM membantu perusahaan untuk mengembangkan produk baru berdasarkan pengetahuan yang lengkap tentang keinginan pelanggan, dinamika pasar dan pesaing dengan cara:
  • Menjaga pelanggan yang sudah ada
  • Menarik pelanggan baru
  • Cross Selling: menjual produk lain yang mungkin dibutuhkan pelanggan berdasarkan pembeliannya
  • Upgrading: menawarkan status pelanggan yang lebih tinggi (gold card vs. silver card)
  • Identifikasi kebiasaan pelanggan untuk menghindari penipuan
  • Mengurangi risiko operasional karena data pelanggan tersimpan dalam satu sistem
  • Respon yang lebih cepat ke pelanggan
  • Meningkatkan efisiensi karena otomasi proses
  • Meningkatkan kemampuan melihat dan mendapatkan peluang

Keunggulan CRM
Terdapat banyak manfaat dari integrasi ERP dan CRM. Beberapa keuntungan dari suksesnya implementasi CRM adalah meningkatkan kompetisi melalui pendapatan lebih tinggi dan  biaya operasional lebih rendah; meningkatkan kepuasan pelanggan dan tingkat retensi; meningkatkan nilai pelanggan; berpotensi menilai loyalitas pelanggan, profitabilitas, dan kemampuan mengukur pembelian berulang; biaya yang dikeluarkan; dan umur pelanggan. Sistem CRM menyediakan alat bagi karyawan dalam mengelola kontak, aktivitas, dokumen, dan kebutuhan informasi untuk mengkustomisasi strategi pemasaran sehingga sesuai dengan  kebutuhan  pelanggan. Faktor kritis dalam pengimplementasian adalah menemukan strategi CRM yang konsisten dengan strategi perusahaan, menentukan skala dan lingkup perubahan infrastruktur lintas fungsi yang diperlukan. Dan pada akhirnya, manajemen harus bijaksana dan menerima jika tujuan yang diharapkan dari CRM tidak dapat dicapai.

Kegagalan CRM
Implementasi CRM adalah hal yang membutuhkan kerja keras. Berdasarkan estimasi, 75%-85% implementasi CRM mengalami kegagalan. Dan studi di Australia menyatakan bahwa sebesar 60% merasakan kurang puas. Dapat dikatakan bahwa banyak perusahaan yang mengimplementasikan CRM gagal merealisasikan potensi keuntungan yang diharapkan. Mengapa hal itu terjadi? Beberapa perusahaan mengabaikan kompleksitas CRM, kurang jelasnya tujuan bisnis, tidak cukupnya investasi pengimplementasian, adanya asumsi bahwa metodologi sistem ERP yang sama akan sesuai dengan sistem CRM apapun, tidak cukupnya integrasi dengan sistem ERP. Bagaimana memperbaiki situasi ini? Maka disusunlah metrik CRM untuk disesuaikan dengan aktivitas bisnis.

Teknologi pendukung CRM

  • Customer Database
    Sebuah sistem tak akan pernah berjalan dengan baik tanpa adanya database. Begitu pula dengan CRM ini. Yang menjadi tulang punggung dari sistem ini tak lain dan tak bukan adalah database dari kostumer. Informasi yang diperoleh dari konsumen baik berupa interaksi dengan perusahaan dan prospek kedepannya akan sangat berharga, termasuk juga informasi yang diperoleh dari order customer, informasi tentang support yang diberikan, request kostumer, complain, interview dan survey yang telah diberikan. Bagi sistem CRM kesemua hal itu adalah input yang sangat berharga bagi perusahaan.

  • Customer Intelligence
    Customer Intelligence adalah sebuah upaya untuk mengkotak-kotakkan kostumersesuai dengan kebutuhannya masing-masing. Tentu saja hal ini bisa dilakukan dengan bantuan software atau secara manual. Setelah ia dikotak-kotakkan kita akan dengan mudah memasukkan customer itu ke dalam permainan strategi bisnis perusahaan. Contohnya adalah pembagian kostumer potensial, kostumer biasa, dan kostumer tak potensial. Ini akan memudahkan kita untuk mengetahui apakah kostumer itu cukup puas atau tidak.
Customer Capacity and Competency Development
Tujuan utama dari teknologi pendukung ini adalah continous improvement yang memungkinkan perusahaan berada sedikit lebih dekat dengan apa yang dimaui olehcustomer. Sistem yang kompleks memang dibutuhkan untuk mencapai hal ini, tapi bukan hanya itu saja, praktek langsung jauh lebih powerful untuk mencapai level kepuasan pelanggan yang diinginkan, kombinasi sempurna dari manusia dan teknologi akan menghasilkan salah satu core competencies yang memungkinkan perusahaan terus berada di depan dalam kompetisi CRM. Kesuksesan dalam memilih tools, teknologi, dan praktek langsung akan kemudian ditiru oleh perusahaan yang lain ketika kombinasi itu terbukti sukses. Hal ini akan menyebabkan sebuah perusahaan menjadi market leader dalam CRM. Tentu saja market leader tidak akan dapat dipertahankan lama bila tak ada perubahan dinamis didalam perusahaan yang disesuaikan dengan pergerakan keinginan kostumer.
Operasional CRM
Karena kekuatan utama dari CRM adalah database dari kostumer, maka yang paling bertanggung jawab dalam penyediaan data ini tak lain adalah front office, yaitu tak lain adalah sales, marketing, dan juga tak ketinggalan service. Setiap interaksi dengan customer akan dicatat dan masuk dalam sistem kontak history customer. Jika memang dibutuhkan data ini akan bisa diolah kembali untuk kepentingan perusahaan. Salah satu kelebihan yang diperoleh dari kontak history customer  adalah kostumer dapat berinteraksi dengan berbagai macam contact channel di dalam perusahaan dari waktu ke waktu tanpa harus menjelaskan pada para officer komplain apa saja yang telah mereka hadapi terdahulu.
BAB 3
Pembahasan Social CRM
    Sebuah sistem yang ada akan menjadi sia-sia apabila tidak ada dukungan dari konsumen salah satunya dengan CRM ini.
Sejarah CRM (Customer Relationship Management)
Ide CRM ini sebenarnya pertama kali dicanangkan pada tahun 1980-an, namun istilah CRM nya sendiri baru pertama kali diperkenalkan pada tahun 1990-an.
Salah satu alasan booming-nya CRM adalah karena ledakan teknologi. Pada tahun 1990-an, konsumen sudah menyadari bahwa teknnologi telah sangat membantu kehidupan manusia. Pada awalnya, CRM baru pertama kali dipakai pada industri perbankan dan telekomunikasi, sebagaimana sering sekali mereka berinteraksi dengan konsumen. Pada akhirnya, CRM juga mulai diterapkan pada industri lainnya.
Penerapan CRM pada awalnya bukan tanpa kendala. Pada tahun 1990-an, biaya pemanfaatan CRM begitu mahal dan calon penggunanya merasa kurang tertarik dengan CRM. Namun beberapa tahun kemudian, CRM begitu disederhanakan dan semakin murah dalam hal biaya pemanfaatannya.
    CRM pada perusahaan   
Bagi perusahaan, hendaknya harus menentukan terlebih dahulu rencana, metode, dan kegunaan serta dampak CRM.
Untuk perencanaannya, perusahaan harus melihat pada divisi perusahaannya, bagian mana yang membutuhkan relasi konsumen. Sebagai contoh, sebuah perusahaan telekomunikasi membutuhkan CRM pada divisi customer service nya. Setelah itu, barulah mereka merencanakan straregi yang diorientasikan untuk menjaring konsumen baru sambil memuas konsumen lama.
Dalam penggunaan metode, ada banyak sekali yang dapat diterapkan untuk perusahaan. Seperti contoh, penggunaan CRM software, peningkatan promo produk, pemanfaatan social media, dan lain-lain. Hendaknya sebelum memilih metodenya, dilakukan semacam studi banding, yaitu dengan membandingkan antar metode CRM yang ada. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi salah pilih yang dapat mengakibatkan pemborosan biaya operasional perusahaan.
Pada akhirnya, juga harus dipertimbangkan seberapa bergunanya memanfaatkan CRM pada perusahaan. Sang manager dan direktur perusahaan harus bisa memprediksi lebih jauh akan dampak-dampak antara sebelum dan sesudah memanfaatkan CRM. Apabila banyak mendatangkan manfaat bagi perusahaan tidak ada salahnya untuk tetap melanjutkan penggunaan CRM. Sebaliknya apabila malah kurang mendatangkan manfaat maka sebaiknya dilakukan evaluasi terhadap kendala-kendala pemanfaatan CRM.
CRM pada NET TV
NET TV diluncurkan pada tanggal 26 Mei 2013 dengan nama badan hukum PT Net Mediatama Indonesia oleh Wishnutama Kusubandio dan Agus Lasmono sebagai wujud menciptakan stasiun televisi terbaik di Indonesia. Sebenarnya NET TV ini dulunya adalahSpacetoon yang sebelumnya telah eksis sejak 2005. Namun pihak Indika Group mengambil alih stasiun televisi tersebut dan menjadikannya NET TV pada tahun 2013.
Dalam mewujudkan sebagai stasiun televisi terbaik di Indonesia, NET TV menggunaan pendekatan CRM. Namun CRM yang dimaksud bukanlah menggunakan CRM software pada umumnya, melainkan dengan penggunaan bagian dari CRM yaitu Social CRM.
Bagaimana NET TV memanfaatkan Social CRM
Contoh bukti penerapan Social CRM pada NET TV bisa dilihat dengan pemanfaatan berbagai social media seperti Facebook, Twitter, YouTube, Instagram, dll. Berdasarkan pantauan penulis, tampaknya pihak NET TV juga cukup up-to-date dalam meng-update konten media sosialnya..
Pada saat ini, NET TV telah menelurkan banyak sekali konten media sosialnya hanya dalam satu tahun sejak peluncurannya, mengalahi stasiun televisi lainnya di Indonesia. Dengan banyak konten seperti ini, NET TV berharap bisa menjaring konsumen lebih banyak lagi dengan pengetahuan konsumen yang telah melek Teknologi Informasi dan kebanyakan masih pada rentang usia 10-40 tahun.
Dengan statement yang pernah dikatakan Wishnutama dalam halaman website NET Movement, “Kontribusi yang positif ini tercermin dalam kualitas program maupun gambar yang dapat disaksikan di NET.. Kami memberikan kualitas gambar terbaik dengan menggunakan teknologi Full High Definition (Full HD) dari hulu ke hilir. Kami juga memiliki kapabilitas produksi in-house yang menjamin kualitas konten terbaik di program-program yang kami hadirkan. Studio news yang kami miliki merupakan studio terbesar dan terbaik di Asia Tenggara dan menjadi televisi pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi digital, Full HD,tapelessNew Media Social Media Ready”. Tampaknya Stasiun TV NET ini juga berusaha untuk menjadi yang terdepan tak hanya untuk memanjakan konsumennya saja, tetapi juga dalam hal teknis.





BAB 4
Kesimpulan
Dari sekian intensifnya NET TV dalam menerapkan prinsip Social CRM dengan strategi-strateginya, stasiun TV ini diharapkan dapat menginspirasi pihak lain dalam berinovasi agar semakin maju dan tak tertinggal dengan stasiun TV lainnya di luar negeri. Tentunya dengan menjada mutu konten acaranya agar tetap mendidik dan membuat konsumen tidak merasa bosan dengan konten acara yang itu-itu saja.

   

Daftar Pustaka
Shaw, Robert, Computer Aided Marketing & Selling (1991) Butterworth Heinemann ISBN 978-0-7506-1707-9



Kalakota dan Robinson, 2011, p113
Khera, Mandeep., “Customer Relationship Management – Beyond the “buzz””, United




Referensi
http://netmovement.netmedia.co.id/press.php
http://www.sssworld.com/News/history-of-crm/
http://www.netmedia.co.id/program/net-grand-launching
http://www.sabukhitam.com
http://yulia64.tripod.com/CRM.html

www.binus.ac.id